OPINI | TD – Politik Islam merupakan amanah untuk menciptakan keadilan, melindungi masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Meskipun sering dianggap bertentangan, sebenarnya Islam dan politik memiliki hubungan yang erat. Politik Islam menawarkan gagasan praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ketika kita membahas keadilan dalam konteks suku, ras, dan status sosial dengan nilai-nilai universal, Islam mengajarkan bahwa kepemimpinan harus berlandaskan pada prinsip keadilan, keselamatan bersama, dan saling menghargai. Ini adalah tujuan utama dari politik Islam, yang jika diterapkan dengan baik, dapat mengubah cara pandang dunia.
Sebagian orang berpendapat bahwa politik Islam hanya bisa diwujudkan melalui teokrasi murni. Namun, ada juga pandangan yang menegaskan bahwa esensi politik Islam bersifat inklusif dan dapat diterapkan dalam sistem demokrasi modern. Dalam perdebatan ini, muncul pertanyaan, “Bagaimana prinsip-prinsip luhur Islam dapat diterapkan di dunia yang rumit dan kompleks saat ini?”
Nilai-nilai ini tetap konsisten dan mempertahankan prinsip dasar, meskipun mungkin mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Berbagai usaha negara-negara Muslim untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip Islam ke dalam pemerintahan mereka menunjukkan hal ini, dengan pendekatan yang berbeda-beda. Contohnya, prinsip politik Islam di Indonesia cenderung moderat dan mengutamakan keselarasan antara agama dan demokrasi.
Kekuatan politik Islam terletak pada fleksibilitasnya dalam menghadapi perubahan zaman. Seperti kompas moral, politik Islam mendahulukan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan jangka panjang daripada keuntungan material. Prinsip ini dapat membantu mengatasi berbagai masalah modern, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan krisis lingkungan, asalkan diterapkan dengan cara yang benar.
Menerapkan politik Islam dengan jujur seringkali tidak mudah, karena banyak tantangan seperti konflik kepentingan dan upaya pihak tertentu yang menggunakan agama untuk kepentingan politik. Namun, ini tidak berarti bahwa politik Islam adalah utopia. Sebaliknya, ia merupakan tujuan yang dapat dicapai jika kedua belah pihak memahami bahwa politik adalah tentang pengabdian, bukan sekadar kekuasaan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan pemimpin yang memiliki integritas dan visi jauh ke depan, bukan yang hanya mengejar popularitas. Ini menunjukkan bahwa politik Islam mengajarkan kita untuk berani berharap akan masa depan yang lebih adil dan sejahtera.
Intinya, politik Islam adalah tentang keberanian untuk mengambil jalan yang sulit demi membantu orang lain. Ini bukan untuk meraih kekuasaan atau keuntungan pribadi, tetapi untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan berkeadilan. Ini adalah impian yang harus kita perjuangkan secara kolektif.
Penulis: Siti Rohmah, Mahasiswi Pengantar Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeristas Sultan Ageng Tirtayasa.. (*)