Pertamina terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat adat dengan meresmikan Ruang Kolaborasi di Desa Lamalera B, Lembata, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 7 Mei 2025. Fasilitas yang terletak di bibir bukit ini dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2.200 watt peak dan dimanfaatkan untuk mendukung program sekolah adat, muatan lokal, serta pelatihan peningkatan kapasitas bagi 911 jiwa penduduk desa.
Program sekolah adat dan muatan lokal yang dilaksanakan di ruang ini mencakup penyusunan buku dan kurikulum pembelajaran mengenai tradisi, bahasa, sastra, serta gaya hidup ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan. Kurikulum tersebut telah diterapkan kepada 213 siswa dari empat sekolah setempat, yaitu SDI Lamalera, SMP APPIS Lamalera, SMKN 1 Lembata, dan SMA APPIS Lamalera. Selain teori, para peserta juga mendapatkan pengalaman praktik menanam bibit pohon produktif seperti malapari, sirsak, mahoni, dan jambu, serta pembuatan bioreeftek atau terumbu karang buatan yang kini berjumlah 700 terumbu dan 6.280 bibit pohon yang tersebar di ruang publik desa.
Corporate Secretary Pertamina, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, mengajak masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan Ruang Kolaborasi sebagai wadah pengembangan kreativitas dan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus melestarikan budaya desa. “Kami bangga dapat turut membangun potensi ekonomi dan tradisi Desa Lamalera yang kaya nilai budaya,” ujarnya saat peresmian bersama jajaran Pertamina Foundation dan CSR.
Selain itu, dua unit solar dryer dan satu unit cold storage berbasis PLTS diserahkan kepada kelompok PKK Desa Lamalera yang beranggotakan 30 orang. Fasilitas ini dilengkapi dengan pelatihan produksi dan manajemen usaha produk olahan ikan se’i serta kerajinan kain perca dari limbah tenun. Harapannya, kemandirian masyarakat dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa mengesampingkan tradisi yang telah lama dijaga.
Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, menegaskan bahwa program ini bertujuan menciptakan kemandirian masyarakat berbasis ekonomi alternatif dan energi bersih, sesuai dengan komitmen Pertamina dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pendidikan berkualitas dan pertumbuhan ekonomi yang layak.
Kepala Desa Lamalera B, Matheus Gilo Bataona, menyampaikan apresiasi dan komitmen penuh terhadap program ini agar manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh seluruh warga desa. Lamalera sendiri dikenal dengan tradisi unik berburu paus yang telah berlangsung lebih dari 500 tahun, dengan aturan adat yang ketat demi menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial.
Dalam pelaksanaan program, Pertamina Foundation bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah Kabupaten Lembata, BenihBaik.com, Paroki Gereja Katolik St. Petrus-Paulus Lamalera, LSM lokal, dan tokoh adat untuk memastikan sinergi yang baik dan hasil program yang optimal. Ini sejalan dengan amanah Asta Cita pemerintah dan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang dipegang Pertamina.