Perbaikan Struktur Tanah dan Rekayasa Pengairan Pada Pertanian Lahan Pasir Pantai
Irigasi tetes merupakan salah satu jurus merekayasa pengairan yang optimal untuk petani milenial yang tinggal di lahan pasir pantai. (Foto: instagram @accalo2107)PERTANIAN | TD – Pengelolaan lahan pasir pantai untuk menjadi lahan ideal pertanian memerlukan berbagai langkah inovasi. Hal ini penting untuk diketahui petani milenial, terutama yang tinggal di daerah pesisir, agar dapat memanfaatkan lahan pasir secara optimal.
Dua langkah inovasi atau rekayasa pertama yang dapat dilakukan untuk menjadikan lahan pasir pantai ideal bagi pertanian, yaitu perbaikan struktur fisika dan kimia tanah, serta pembuatan irigasi yang tepat.
1. Perbaikan struktur fisika dan kimia tanah.
Dengan menambahkan lempung dan pupuk kandang, struktur dan kandungan lahan pasir dapat diubah.
Porositas, yakni mudahnya lahan pasir melepas kandungan air (penguapan) dapat diturunkan. Porositas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman kekurangan air dan menghambat penyerapan unsur hara. Perbaikan ini dapat diperoleh dengan pemberian tanah lempung.
Sedangkan pupuk kandang berperan memperkaya sediaan unsur hara lahan pasir yang awalnya sangat minim.
Umumnya, pemberian tanah lempung dan pupuk kandang ini dilakukan setahun sekali oleh para petani pesisir. Dengan perlakuan tersebut, semakin lama lahan pasir menjadi semakin baik untuk membudidayakan tanaman.
2. Pengirigasian.
Pada lahan pasir di pesisir Kulon Progo, Yogyakarta, misalnya, pemberian irigasi dilakukan dengan membuat sumur-sumur air tawar. Sumur-sumur tersebut tampak berenteng di lahan-lahan sawah. Airnya berasal dari sungai yang mengalir ke arah laut. Air kemudian disalurkan ke sawah penduduk menggunakan selang dan pompa.
Kelemahan pengairan konvensional bisa jadi boros karena air yang cepat menguap. Inovasi dapat diterapkan dalam skala irigasi mikro yang berkaitan dengan sistem perakaran tanaman. Antara lain dengan microspray (pengabutan), irigasi tetes (drip irrigation), mini sprinkle, dan sub surface (pengairan di bawah permukaan tanah).
Irigasi mikro dapat menghemat air dan meminimalisir kehilangan air dalam waktu cepat. Laju air yang rendah dalam sistem tersebut juga memungkinkan perakaran tanaman menyerap unsur hara dan pupuk lebih maksimal. (Pat)
