Peneliti Temukan Mikroplastik Juga Cemari Awan di Jepang

waktu baca 2 minutes
Rabu, 1 Nov 2023 13:23 0 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Cemaran mikroplastik telah berada di lapisan awan. Penelitian atas fakta tersebut dilakukan oleh sekelompok ahli dari Waseda University di Jepang.

Rilisan atas hasil penelitian tersebut termuat dalam laman jurnal Waseda University pada awal Oktober 2023. Tertulis, para peneliti telah mendapati kandungan mikroplastik dari awan dari Gunung Fuji dan Gunung Oyama yang berada tak jauh dari Tokyo.

Hiroshi Okochi dan rekan sesama peneliti mengungkapkan terdapat 7 hingga 14 potongan mikroplastik dalam seliter awan. Potongan-potongan ini umumnya mempunyai sifat mudah menyerap air (hidrofilik) yang menyebabkan zat tersebut dapat mempengaruhi pembentukan awan.

Dengan fakta tersebut, mikroplastik dapat mempengaruhi distribusi hujan dan juga radiasi langsung matahari terhadap permukaan bumi.

Profesor Okochi mengatakan sejauh ini ia dan timnya belum mengetahui secara pasti risiko mikroplastik yang terkandung di dalam awan tersebut pada kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

“Saat ini, kami tidak tahu sejauh mana risiko ini, jadi ini adalah masalah untuk penelitian lebih lanjut,” ujarnya.

Sementara, World Economic Forum (WEF) menuliskan dalam unggahan media sosialnya bahwa mereka telah menjalin kerja sama dalam the Global Plastic Action Partnership atau Kemitraan Aksi Plastik Global. WEF melibatkan pemerintah di berbagai negara, para usahawan, dan masyarakat sipil dalam komitmen mengurangi polusi dan sampah plastik.

Di lamannya, WEF juga menuliskan bahwa mikroplastik telah ditemukan bahkan di bagian terdalam lautan dan juga pada salju di Antartika yang baru turun. WEF juga menyatakan mikroplastik telah disadari berada dalam darah manusia.

Mikroplastik adalah potongan plastik berukuran antara 100 nannometer hingga 5 milimeter. Cemaran sampah plastik ini dapat terurai oleh sinar UV matahari dan menyebarkan gas rumah kaca.

Mikroplastik telah menjadi salah satu perhatian utama para pemerhati lingkungan karena potensinya yang mengancam kesehatan makhluk hidup di bumi, bahkan dapat mengakibatkan kepunahan. (pat)

LAINNYA