KOTA TANGSEL | TD – Video seorang siswa SDN Pondok Benda 1, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), nyaris terjatuh dari lantai tiga gedung sekolah viral di media sosial. Menyikapi hal itu, Pemkot Tangsel melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta DP3AP2KB langsung menghadirkan pendampingan psikologis bagi korban.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (24/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Rekaman kejadian diunggah akun Instagram @seputartangsel pada Kamis (25/9/2025) dan ramai mendapat perhatian publik.
Kepala Disdikbud Tangsel, Deden Deni, mengatakan langkah pendampingan psikologis diambil untuk memastikan kondisi mental siswa pulih sehingga dapat kembali bersekolah dengan baik.
“Sejak Rabu dan Kamis, anak diistirahatkan di rumah hingga Sabtu. Senin seharusnya sudah masuk, namun kami masih memantau kondisinya. Hari ini tim psikolog datang langsung untuk memberikan pendampingan,” ujar Deden, Jumat (26/9/2025).
Menurut Deden, tim P2TP2A juga telah mengunjungi sekolah dan bertemu dengan guru, wali kelas, serta siswa lain yang berada di lokasi saat kejadian. Dari hasil pertemuan, dipastikan tidak ada indikasi perundungan (bullying).
“Anak-anak yang terlibat normal, tidak ada masalah. Dari keterangan wali kelas, siswa tersebut memang cenderung pendiam, tapi sopan. Tidak ada perilaku aneh sebelum kejadian,” jelasnya.
Pendampingan psikolog dimulai sejak pagi. Dari informasi pihak sekolah dan keluarga, korban tinggal bersama neneknya karena sang ibu bekerja dari pagi hingga sore. Nenek korban juga sudah dimintai keterangan mengenai keseharian cucunya.
“Yang paling penting adalah bagaimana anak kembali termotivasi belajar dan tidak trauma. Kami akan terus mengawal sampai kondisinya benar-benar pulih,” tegas Deden.
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Tangsel, Cahyadi, menambahkan pihaknya telah melakukan asesmen di sekolah sebelum melanjutkan ke pendampingan psikolog intensif.
“Atas saran pihak sekolah, kami turun langsung untuk asesmen dulu. Dari hasil asesmen itu akan dijadwalkan pendampingan psikolog,” kata Cahyadi.
Menurutnya, DP3AP2KB juga rutin melakukan sosialisasi perlindungan anak dan kesehatan mental di sekolah-sekolah, termasuk penguatan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
“Pencegahan menjadi fokus utama kami. Pendekatan dilakukan sesuai usia anak agar pesan perlindungan lebih mudah dipahami,” pungkasnya. (*)