Pelantikan Pengurus DPD PDI Perjuangan Banten, Jumat, 12 Desember 2025. (Foto: Ist)SERANG | TD – PDIP Banten resmi menetapkan arah baru kepengurusan periode 2025–2030 dengan kombinasi kepemimpinan senior dan penguatan basis generasi muda. Melalui Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) serentak se-Banten yang digelar di GSG Hj. Megawati Soekarnoputri, Kota Serang, Jumat (12/12/2025), partai menegaskan komitmen regenerasi melalui peran aktif generasi milenial dan Gen Z.
Dalam forum tersebut, Ade Sumardi kembali dikukuhkan sebagai Ketua DPD PDIP Banten 2025–2030 oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP. Ia melanjutkan kepemimpinan sebelumnya pada periode 2020–2025. DPP juga menetapkan Wanto Sugiarto sebagai Sekretaris menggantikan Asep Rahmatullah, dan Marinus Gea sebagai Bendahara. Pengumuman susunan pengurus yang disahkan melalui surat keputusan Sekjen Hasto Kristiyanto dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri disambut antusias para kader.
Usai pengukuhan, Ade menegaskan bahwa komposisi kepengurusan kali ini akan memberi ruang lebih besar bagi generasi muda. Menurutnya, regenerasi adalah keharusan yang harus disiapkan sejak dini.
“Suatu saat kita akan digantikan oleh yang muda-muda. Itu hukum alam. Tugas kita adalah menyiapkan mereka agar siap memimpin masa depan,” ujarnya.
Salah satu representasi penguatan generasi muda adalah Abraham Garuda Laksono, anggota DPRD Banten dari generasi Z yang turut dilantik sebagai pengurus. Abraham menegaskan bahwa kehadirannya dalam struktur partai merupakan pilihan ideologis untuk terlibat langsung dalam perjuangan politik.
“Saya datang membawa energi baru, semangat digitalisasi, dan idealisme anak muda. Sudah waktunya generasi saya mengambil bagian dalam meja pengambilan keputusan,” katanya.
Ia menilai tantangan utama Gen Z saat ini berhubungan dengan masa depan yang lebih adil: pendidikan yang relevan, biaya hidup layak, perhatian pada kesehatan mental, serta tumbuhnya ekosistem ekonomi kreatif. Ia juga menekankan pentingnya literasi digital dan keamanan ruang daring sebagai agenda yang tak boleh diabaikan.
Abraham optimistis partisipasi politik anak muda akan meningkat signifikan dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
“Pemilih muda tidak boleh lagi menjadi objek politik. Gen Z dan Gen Alfa harus tampil sebagai subjek yang menentukan arah bangsa—baik di legislatif, eksekutif, maupun ruang inovasi kebijakan,” ujarnya. (*)