OPINI | TD — Hari ini adalah momentum napak tilas kembali peristiwa yang amat dasyat Isra dan Mirajnya junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kalau dilihat dari penanggalan hijriyah peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun pertama sebelum nabi hijrah ke Madinah. Kalau dilihat dari penanggalan Masehi peristiwa ini terjadi pada malam Rabu, 25 Februari 621 M, artinya beberapa bulan menjelang hijrah ke Madinah yaitu bulan Rabiul Awal tahun 1 Hijriyah atau bertepatan September 622 M.
Sebagaimana Allah berfirman QS. Al-Isra ayat 1 yang artinya “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Nilai-nilai kepemimpinan atau keteladanan dalam peristiwa Isra dan Miraj antara lain :
1. Pertama dari Ayat QS.17 ayat 1 dimulai dengan kata ‘tasbih’ yaitu Maha Suci Allah. Di dalamnya ada peristiwa pembersihan dada Nabi Muhammad dengan air zam-zam sekaligus dengan wudhu. Dalam hal ini yang sifatnya personal, keluarga, masyarakat bahkan negara, pemimpin harus memiliki integritas kebersihan diri atau nilai-nilai kejujuran yang patut bisa menjadi teladan bagi diri, pemimpin di keluarga, masyarakat bahkan negara.
2. Kedua perintah salat dari Allah serta amanat nabi Muhammad untuk menegakkan salat yang merupakan simbol prinsip kepemimpinan yang humble dan mensejahterahkan, artinya komunikasi manusia kepada Allah dan kepada sesama manusia.
3. Ketiga adanya integritas moral dan integritas sosial di dalamnya, yang dimaksud kepemimpinan berjalan dengan benar tidak tergoda dengan dunia, sebagaimana teladan Nabi kita yang memberikan contoh kejujuran dan kebaikan terhadap sesama.
Momentum Isra dan Mi’raj dalam upaya membangkitkan moralitas umat dan bangsa dalam mengistiqomahkan diri ke arah jalur kebaikan dan kebenaran. Di samping itu adanya nilai-nilai moralitas dan nilai nilai pendidikan Islam yang diperoleh dari perjalanan Isra dan Mi’raj.
Adapun buah dari Isra dan mi’raj adalah
1. Perintah melaksanakan saalat.
Dengan datangnya perintah melaksanakan salat sehari semalam lima waktu sebagai usaha dan sadar dalam meningkatkan keimanan dan kedekatan kepada sang pencipta. Jika rangkaian dari perintah Allah yaitu salat lima waktunya baik dan benar otomatis akan mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Integritas moral yang dibasuh dengan air wudhu akan beriringan karena telah berikrar hanya kepada Allah saja. Jika nilai-nilai pendidikan salat dicontohkan oleh pemimpin keluarga maka akan tercipta ketenangan dan ketentraman jiwa dan keluarga.
2. Nilai-nilai Isra dan Mi’raj akan mengajarkan keistiqomahan dalam kehidupan. Pembentukan nila-nilai kebaikan pribadi atau keluarga tercipta pada keteladanan, manakala kekuatan positif yang dilihatkan maka anggota akan meniru.
Maka yang perlu diperhatikan dalam nilai-nilai pendidikan Isra dan Miraj adalah :
1. Manusia harus senantiasa dekat dengan Allah bagaimanapun keadaannya.
2.Manusia harus menjauhi perkara yang dilarang Allah agar terhindar dari kemurkaan dan azabnya.
3. Manusia harus menanamkan silaturahmi kepada siapa saja karena akan mendatangkan keberkahan hidup.
Oleh karena itu penting bagi kita mengenalkan dan mengajarkan agama untuk pondasi dan penyaring dalam kehidupan mana yang baik dan buruk sehingga mengantarkan diri, keluarga dan masyarakat kepada bahagian hidup dunia dan akhirat aamiin.
Penulis : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang dan UIN Jakarta. (Red)