DESTINASI | TD — Desa Cikoneng, yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten, menyimpan kekayaan budaya dan sejarah yang memikat. Salah satu destinasi yang paling menonjol adalah kawasan wisata Cihunjuran, tempat yang sarat dengan nilai spiritual dan historis tinggi.
Lebih dari sekadar tempat wisata biasa, Cihunjuran yang berlokasi di Jalan Mandalawangi, Desa Cikoneng, Kabupaten Pandeglang, merupakan jendela menuju masa lalu, khususnya era Kerajaan Salakanagara, dengan situs-situs sejarahnya yang masih terjaga hingga kini.
Di sini, terhampar kompleks yang terdiri dari makam keramat, kolam suci, menhir, dan dolmen – sebuah perpaduan unik yang menarik minat para peneliti, sejarawan, dan wisatawan yang haus akan pengalaman autentik.
Makam keramat di Cihunjuran, pusat spiritual kawasan ini, menjadi tempat peristirahatan terakhir tokoh-tokoh penting yang dipercaya memiliki peran krusial dalam penyebaran agama Islam di wilayah tersebut.
Identitas para tokoh ini masih diteliti lebih lanjut oleh para ahli sejarah, namun keyakinan masyarakat setempat yang menganggap mereka sebagai pilar pembangunan spiritual Desa Cikoneng, melekat kuat hingga kini.
Makam ini tak hanya dihormati oleh penduduk lokal yang rutin berziarah, tetapi juga menarik perhatian wisatawan yang ingin merasakan kedamaian dan merenungkan jejak sejarah.
Kolam air yang disakrlkan di wisata Cihunjuran. (Foto: Muhammad Ilham untuk TangerangDaily)
Ritual-ritual ziarah yang dilakukan di tempat ini mencerminkan ketaatan dan penghormatan masyarakat terhadap leluhur dan warisan spiritual mereka. Atmosfer religius yang kental terasa di setiap sudut makam, menciptakan suasana khidmat dan tenang bagi para pengunjung.
Di samping makam keramat, terdapat kolam suci yang menambah pesona dan misteri Cihunjuran. Kolam ini, yang terletak tak jauh dari makam, memiliki keunikan tersendiri: airnya selalu terjaga, tidak pernah kering meskipun musim kemarau melanda.
Keberadaan air yang konstan ini telah memunculkan berbagai mitos dan kepercayaan di kalangan masyarakat. Air kolam dipercaya memiliki khasiat penyembuhan dan keberkahan, sering digunakan dalam ritual-ritual tradisional. Kepercayaan ini telah terwariskan secara turun-temurun, memperkuat ikatan spiritual antara masyarakat dan situs bersejarah ini.
Proses pemanfaatan air kolam untuk ritual menunjukkan bagaimana budaya dan kepercayaan lokal berintegrasi secara harmonis dengan lingkungan sekitar.
“Kolam ini adalah warisan leluhur kami,” ujar salah satu pengurus tempat wisata Cihunjuran, Laksamana, dikutip Selasa, 24 Desember 2024.
“Ia mengajarkan pentingnya menjaga alam dan bersyukur atas karunia yang diberikan. Banyak yang datang ke sini memohon kesembuhan, keberuntungan, atau bahkan mencari jodoh. Namun yang terpenting adalah rasa syukur dan niat tulus yang dibawa.” Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya nilai spiritual dan kearifan lokal yang melekat di Cihunjuran.
Situs Wisata Cihunjuran (Foto: Muhammad Ilham untuk TangerangDaily)
Keunikan Cihunjuran tidak hanya terletak pada nilai spiritual dan historisnya. Keindahan alam sekitarnya turut memperkaya daya tarik tempat ini.
Pepohonan hijau yang rimbun dan suasana yang tenang menciptakan harmoni sempurna antara situs sejarah dengan lingkungannya. Udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan menjadi bonus bagi para pengunjung yang datang untuk berziarah atau sekadar menikmati keindahan alam Banten.
Kawasan ini pun menawarkan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang edukatif dan ramah lingkungan, sekaligus menjaga kelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Pengembangan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan Cihunjuran tetap menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
Penulis: Siti Anisa, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten. (*)