KESEHATAN | TD – ‘Quarter life crisis‘ atau yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘krisis seperempat abad’ adalah fase di mana seseorang yang berusia 20 hingga 30 tahun mengalami perasaan khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian masa depan.
Fase ini terjadi karena seseorang mencemaskan hal-hal yang berkaitan dengan masa depan. Misalnya permasalahan karier, pasangan, kehidupan sosial, dan sebagainya. Selain itu, fase quarter life crisis juga timbul karena disebabkan oleh faktor lingkungan yang mendorong seseorang untuk terus memikirkan hal-hal dalam hidup, sehingga timbul rasa gelisah dan tertekan.
Seseorang yang mengalami hal tersebut sering kali merasa bingung dengan masa depan yang ia miliki. Bahkan, seseorang yang mengalami fase ini akan merasa tidak memiliki tujuan hidup, hingga mempertanyakan eksistensinya sebagai seorang manusia.
Tak jarang pula seseorang yang mengalami fase ini akan menarik diri dari lingkungan sosial, dan akan membentuk kepribadian yang lebih pendiam. Lalu, apakah semua orang dengan rentang umur 20 hingga 30 tahun, mengalami hal ini?
Jawabannya adalah tidak. Karena, memang tidak semua orang mengalami fase ini. Namun, menurut survei yang dilakukan LinkedIn, sebanyak 75% orang dengan usia 20-30 tahun, mengaku sempat mengalami fase quarter life crisis.
Intensitas yang dirasakan oleh yang mengalami pun berbeda-beda, beberapa orang hanya merasa sedikit kebingungan, dan beberapa orang lagi merasa benar-benar hilang arah. Fase ini dapat dibilang cukup krusial, karena pada fase inilah seseorang berkesempatan menentukan tujuan hidup, dan memikirkan perihal hendak jadi seperti apa di masa depan.
Berikut ini 5 tanda seseorang mengalami quarter life crisis, antara lain:
1. Sering kali merasa bingung akan masa depannya.
2. Kurang bermotivasi dalam menjalani hari.
3. Sering mempertanyakan apa tujuan hidup.
4. Media sosial terasa tidak menyenangkan dan membuat seseorang menjadi lebih tertekan.
5. Munculnya perasaan iri ketika melihat teman sebaya sudah lebih dulu mencapai impiannya.
Lalu, bagaimana cara untuk menghadapi fase quarter life crisis? Simak beberapa cara berikut ini!
1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain sesungguhnya adalah perbuatan yang hanya membuang-buang waktu. Seseorang yang mengalami quarter life crisis sering kali merasa minder ketika melihat teman sudah mulai menggapai mimpinya satu persatu, hal tersebut adalah hal yang manusiawi.
Namun, bila hal ini terjadi terus menerus akan membuat seseorang menjadi lebih sulit untuk bersyukur. Dan, akhirnya orang tersebut menjadi terlalu sering menggunakan waktunya untuk mengeluh.
Maka, lebih baik pergunakan waktu yang ada untuk lebih fokus pada diri sendiri. Fokus mengupayakan agar selalu menjadi lebih baik di setiap harinya.
2. Belajar untuk mencintai diri sendiri.
Pada fase ini seseorang cenderung melupakan berbagai kenikmatan dan kebahagiaan yang sebenarnya dimiliki. Maka, untuk keluar dari fase ini mulailah untuk memperhatikan hal-hal yang dapat membangkitkan rasa bahagia, dan juga dapat membuat kamu menjadi lebih nyaman dalam menjalani hari.
Kemudian, wujudkanlah hal-hal itu satu persatu. Karena secara tidak sadar hal-hal sederhana dapat membuat kamu menjadi lebih bahagia. Dan, perhatikanlah kebutuhan mental dan fisik agar fase kehilangan arah ini tidak semakin berlanjut.
Serta, tetaplah menjaga kesehatan dan merawat diri dengan cara mengonsumsi makanan enak juga bergizi, berolahraga secukupnya, dan tidur dengan durasi waktu yang pas.
3. Jadilah lebih produktif.
Cara menghadapi quarter life crisis berikutnya adalah mengubah diri menjadi lebih produktif. Alih-alih berdiam diri dan membiarkan diri sendiri larut dalam kesedihan, lebih baik kamu menjadikan hari-harimu menjadi lebih berguna, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Karena, banyak keuntungan yang hadir ketika kamu menjalani hidup lebih produktif. Pekerjaan yang kamu miliki akan lebih cepat selesai. Dan, tanpa kamu sadari sering kali jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada di kepala akan muncul dengan sendirinya melalui aktivitas-aktivitas yang dilalui.
Serta, jangan ragu untuk mencoba hal-hal baru. Mungkin hal yang baru saja kamu coba nantinya akan menjadi ‘passion‘-mu di waktu yang akan datang.
Demikian beberapa cara untuk menghadapi quarter life crisis. Sebenarnya, fase ini wajar dialami oleh sebagian besar manusia. Namun, hal ini tetap tidak boleh di anggap remeh. Karena jika kita tidak menghadapinya dengan bijak, hal ini dapat membuat seseorang mengalami depresi.
Maka, manfaatkanlah fase ini dengan cara mengeksplorasi diri, mencoba hal baru, dan menemukan passion, agar kita lebih siap dalam menghadapi masa depan serta mewujudkan mimpi satu persatu.
(Penulis: Nazwa/Editor: Patricia)