FILM | TD – Drama Korea terbaru, When Life Gives You Tangerines, berhasil mencuri perhatian penonton dengan narasi yang emosional dan menginspirasi. Mengambil latar di Pulau Jeju pada dekade 1960-an, drama ini tidak hanya menampilkan kisah cinta manis antara Oh Ae-sun (IU) dan Yang Gwan-sik (Park Bo-gum). Tetapi juga menyampaikan kritik sosial yang tajam terhadap tradisi patriarki yang mengakar pada masa itu.
Kisah Perempuan di Tengah Kentalnya Budaya Patriarki
Oh Ae-sun merupakan seorang wanita yang bercita-cita untuk menjadi seorang penyair. Idealismenya merupakan aspirasi yang dianggap tidak biasa bagi perempuan di eranya. Ia harus menghadapi berbagai tekanan sosial yang menuntut agar perempuan mematuhi peran domestik dan mengutamakan keluarga di atas segala hal. Keinginannya untuk menulis puisi dan memperjuangkan kebebasan menjadi bentuk perlawanan terhadap norma patriarki yang membatasi posisi perempuan dalam struktur masyarakat.
Sementara itu, Yang Gwan-sik digambarkan sebagai pria yang pendiam dan setia, mencintai Ae-sun. Meskipun ia tumbuh di tengah-tengah budaya patriarki yang lebih menguntungkan kaum laki-laki, Gwan-sik tetap menunjukkan dukungan kepada Ae-sun dalam mengejar cita-citanya. Karakternya mencerminkan bagaimana generasi muda mulai mempertanyakan dan melawan norma-norma sosial yang kaku.
Kritik Sosial dalam “When Life Gives You Tangerines”
Salah satu hal menarik dari drama ini adalah bagaimana ia menyoroti dampak budaya patriarki terhadap kehidupan perempuan. Mulai dari keterbatasan dalam memilih jalur hidup, hingga beban untuk memenuhi standar sosial tertentu. Drama ini menampilkan bahwa meskipun perempuan memiliki bakat dan keinginan, mereka sering kali dihadapkan pada berbagai kendala struktural yang membatasi kebebasan mereka.
Lebih dari itu, drama ini juga menunjukkan bagaimana sejumlah karakter perempuan lainnya mengalami pertentangan dengan keluarga dan masyarakat saat mereka berjuang untuk memperoleh kebebasan dan kemandirian. Hal ini membuat “When Life Gives You Tangerines” lebih dari sekadar sebuah drama romantis. Ia juga berfungsi sebagai refleksi sosial terhadap peran gender dalam konteks sejarah Korea.
Mengapa Drama Ini Layak untuk Disaksikan?
Selain alur cerita yang kuat, “When Life Gives You Tangerines” juga diwarnai oleh penampilan luar biasa dari IU dan Park Bo-gum. Keduanya berhasil membawakan karakter dengan emosi yang mendalam. Sehingga penonton dapat merasakan perjuangan dan dilema yang mereka hadapi. Apalagi sinematografinya menawan dengan representasi Pulau Jeju yang autentik. Sehingga drama ini memberikan pengalaman menonton yang sangat menarik.
Bagi pecinta drakor yang mencari tontonan dengan makna yang mendalam, “When Life Gives You Tangerines” adalah pilihan yang tepat. Drama ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana budaya patriarki telah membentuk kehidupan perempuan. Dan, bagaimana mereka berjuang melawan batasan tersebut. Drama ini adalah sebuah kisah yang menginspirasi, menyentuh, dan sarat akan arti. (Nazwa/Pat)