Media Sosial dan Transformasi Warganegara Digital: Menjaga Identitas Nasional di Era Globalisasi

waktu baca 4 minutes
Senin, 5 Mei 2025 21:02 0 Redaksi

OPINI | TD Media sosial telah menjadi fenomena sentral dalam transformasi warganegara digital di era globalisasi. Peranannya tidak hanya sebatas sebagai alat komunikasi dan hiburan, tetapi juga sebagai ruang strategis bagi individu untuk mengekspresikan identitas, berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, serta membentuk kesadaran kebangsaan secara baru. Di tengah kemudahan akses dan interaksi tanpa batas, media sosial berpotensi menguatkan sekaligus menantang identitas nasional suatu bangsa. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai bagaimana media sosial memengaruhi pembentukan warganegara digital dan upaya menjaga nilai-nilai luhur kebangsaan menjadi sangat penting.

Digitalisasi warganegara dapat dipahami sebagai pemanfaatan teknologi digital dan komunikasi untuk memperkuat serta mempermudah berbagai aspek yang berkaitan dengan status dan hak sebagai warganegara. Ini mencakup layanan administratif pemerintah yang kini tersedia secara online, sistem pembayaran pajak yang dapat diakses melalui internet, serta isu-isu kompleks seperti pengelolaan identitas digital dan perlindungan data pribadi. Namun, lebih dari sekadar kemudahan akses, digitalisasi juga mengubah paradigma partisipasi politik, sosial, dan ekonomi. Melalui media sosial, individu kini memiliki platform untuk menyampaikan pendapat, berdiskusi, dan bahkan mengorganisasi gerakan sosial yang dapat memengaruhi kebijakan publik.

Namun, di balik manfaat tersebut, digitalisasi juga membawa tantangan baru. Isu privasi, keamanan data, dan pemerataan akses teknologi menjadi perhatian utama. Tanpa pengelolaan yang bijaksana, teknologi dapat disalahgunakan, yang berpotensi merusak hubungan sosial, komunikasi antarindividu, dan bahkan kesehatan mental. Media sosial, meskipun memungkinkan penyebaran informasi yang luas, juga dapat menjadi sarana penyebaran konten yang menyesatkan dan berbahaya. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai ideologi dasar bangsa Indonesia menjadi sangat relevan. Pancasila harus terus dijadikan pedoman hidup warga negara, terutama di tengah derasnya arus informasi digital yang lintas batas. Eksistensi Pancasila yang kuat dalam kehidupan sehari-hari menjadi kunci untuk mencegah konflik sosial dan penyebaran ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Pengaruh media sosial yang cepat dalam mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat merupakan tantangan tersendiri dalam menjaga identitas nasional. Identitas nasional, yang merupakan jati diri bangsa, bersifat dinamis dan unik, mencerminkan pandangan hidup kolektif serta cita-cita bersama. Di era globalisasi, bangsa-bangsa di seluruh dunia menghadapi tantangan besar dari interaksi dan dominasi kekuatan internasional. Jika suatu bangsa tidak mampu mempertahankan jati diri dan kepribadian nasionalnya, maka ia akan terombang-ambing dalam menghadapi perubahan zaman. Kekacauan yang muncul dapat menghambat pencapaian tujuan dan cita-cita masyarakat, serta membuat negara rentan terhadap dominasi dari kekuatan asing yang lebih kuat.

Teguh Abdi Priyanto (Foto: Dok. Pribadi)

Oleh karena itu, penting bagi suatu bangsa untuk memelihara dan memperkuat identitas nasional agar dapat mempertahankan eksistensi negara dan mewujudkan cita-cita bersama. Dalam proses pembentukan jati diri suatu bangsa, terdapat dua unsur yang sangat memengaruhi: unsur primordial dan unsur kondisional. Unsur primordial mencakup faktor-faktor objektif dan alami yang telah ada sejak awal, seperti kondisi geografis dan demografi. Sebagai contoh, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan iklim tropis memiliki karakteristik geografis yang unik. Di sisi lain, unsur kondisional adalah faktor subyektif yang dapat berubah, mencakup pengalaman sejarah, norma sosial, politik, dan budaya yang berlaku di masyarakat saat ini.

M. Khoirur Roziqin (Foto: Dok. Pribadi)

Secara keseluruhan, digitalisasi warganegara dan penguatan identitas nasional adalah dua hal yang saling berkaitan dan memerlukan perhatian serius. Digitalisasi memudahkan akses dan partisipasi dalam kehidupan bernegara, tetapi juga menuntut kesadaran untuk menjaga nilai-nilai luhur dan jati diri bangsa dari pengaruh negatif globalisasi yang tidak terkendali. Dengan pendekatan yang tepat, bangsa Indonesia dapat terus berkembang dan beradaptasi di tengah perubahan zaman tanpa kehilangan ciri khas dan kepribadian nasionalnya. Oleh karena itu, peran media sosial dalam pembentukan warganegara digital harus dipahami sebagai sebuah tanggung jawab kolektif untuk menciptakan masyarakat yang tidak hanya cerdas digital, tetapi juga berakar pada nilai-nilai kebangsaan yang kuat.

Penulis: M. Khoirur Roziqin dan Teguh Abdi Priyanto, Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati, Cirebon. (*)

LAINNYA