Lintasarta Rayakan 37 Tahun Berkarya dengan Menegaskan Posisi Sebagai Pemimpin Transformasi Digital dan AI Factory di Indonesia

waktu baca 3 minutes
Jumat, 9 Mei 2025 09:39 0 Elvira

JAKARTA | TD — Memasuki usia ke-37, Lintasarta kembali menegaskan peranannya sebagai mitra teknologi yang berkomitmen untuk mendorong transformasi digital yang inklusif dan mendukung adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Tema besar yang diusung tahun ini adalah “3reakthrough 7ourney”, yang menggambarkan semangat perusahaan dalam menjalani perjalanan transformatif penuh terobosan. Dengan lebih dari tiga dekade pengalamannya, Lintasarta kini bertransformasi menjadi AI Factory dalam ekosistem Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) Group, mendukung kedaulatan digital Indonesia.

Sebagai pelopor layanan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di Indonesia sejak 1988, Lintasarta telah berkembang dari pengembang aplikasi perbankan hingga menjadi penyedia solusi teknologi digital terdepan. Lintasarta kini menawarkan layanan 4C: Connectivity, Cloud, Cybersecurity, dan Collaboration. Posisi perusahaan sebagai AI Factory memungkinkan Lintasarta untuk memanfaatkan teknologi AI guna mendukung transformasi digital yang aman dan terintegrasi.

“Momentum ulang tahun ini menjadi saat untuk merefleksikan perjalanan kami bersama karyawan, pelanggan, dan mitra. Kami terus berinovasi untuk memberikan manfaat nyata dalam memberdayakan Indonesia, terutama melalui pemanfaatan teknologi AI yang berkelanjutan,” ujar Bayu Hanantasena, President Director & CEO Lintasarta dilansir Jumat, 9 Mei 2025.

Mewujudkan Ekosistem Digital yang Berdaulat

Hingga kini, Lintasarta telah melayani berbagai sektor industri di Indonesia, dengan dukungan kesiapan teknis lokal yang tersedia di 55 kota. Lintasarta kini melayani lebih dari 2.474 pelanggan bisnis di seluruh Tanah Air, dengan lebih dari 88.614 koneksi jaringan yang dimonitor 24/7 di Network Operation Center (NOC).

Dalam mengembangkan infrastruktur telekomunikasinya, Lintasarta terus memperluas jangkauan fiber optic (FO) sepanjang 15.621 km di 413 kota dan meningkatkan kapasitas backbone jaringan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya hingga 2×400 Gbps. Lintasarta juga berkolaborasi dengan mitra global, termasuk Starlink, untuk menghadirkan layanan internet satelit berbasis VSAT Low Earth Orbit (LEO) yang memperkuat konektivitas hingga wilayah pelosok.

Sebagai bagian dari AI Factory, Lintasarta meluncurkan “GPU Merdeka”, supercomputing AI cloud pertama di Indonesia, yang merupakan hasil kolaborasi dengan NVIDIA dan Indosat. GPU Merdeka dirancang untuk menjadi sovereign AI cloud, yang memberikan akses kepada pemerintah, industri, akademisi, dan pengembang AI lokal untuk memanfaatkan teknologi AI terkini.

AI Merdeka: Membuka Peluang bagi Talenta dan Startup Lokal

Sebagai bagian dari gerakan “AI Merdeka”, Lintasarta meluncurkan program Laskar AI untuk membuka peluang pengembangan bagi mahasiswa, dosen, profesional muda, hingga startup dari seluruh Indonesia. Program Semesta AI juga akan dimulai untuk mendukung startup lokal dalam mengembangkan solusi berbasis AI dengan memanfaatkan GPU Merdeka.

“Kami percaya bahwa pengembangan talenta dan startup siap AI adalah kunci utama bagi masa depan transformasi digital Indonesia. Melalui AI Merdeka, kami berharap dapat memberikan kontribusi dalam menyiapkan generasi penerus yang akan memimpin pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia,” tambah Bayu.

Kolaborasi untuk Transformasi Digital yang Berkelanjutan

Lintasarta menyadari pentingnya kolaborasi untuk menghadapi perubahan teknologi yang cepat. Oleh karena itu, Lintasarta aktif membangun kolaborasi dengan berbagai ekosistem industri, pemerintahan, institusi pendidikan, dan mitra global. Perusahaan juga memperkuat aspek keamanan layanan dengan menghadirkan Managed Security Services (MSS) berbasis AI dan berbagai sertifikasi berstandar global dan nasional.

“Transformasi digital tidak bisa berjalan sendiri. Kami berkomitmen menjadi bagian dari perjalanan Indonesia menuju kemandirian teknologi, melalui kolaborasi yang tulus dan berkelanjutan, serta membawa manfaat bagi banyak pihak,” tutup Bayu Hanantasena. (*)

LAINNYA