Kurikulum Pendidikan Kebersamaan Sebagai Ajang Silaturahmi

waktu baca 4 minutes
Rabu, 18 Jun 2025 12:56 0 Redaksi

OPINI | TD – Salah satu komponen fundamental dari sebuah kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi merupakan proses menyeluruh yang mengkaji program atau kegiatan, baik secara personal, kelompok, ataupun institusional, dengan tujuan untuk menyediakan informasi penting atas apa yang telah dilaksanakan. Proses ini menjadi pijakan utama dalam meningkatkan kualitas dan memperbaiki kelemahan dalam kehidupan dunia, sebagai persiapan menghadapi Akreditasi Akherat.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 18, Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini mengandung pesan mendalam tentang refleksi diri dan tanggung jawab setiap individu dalam mempersiapkan masa depan, baik di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, refleksi visi dan misi personal maupun institusi adalah kunci pencapaian kebaikan dan keunggulan berkelanjutan.

Refleksi Diri untuk Keunggulan

Berbicara tentang keunggulan berarti meninjau potret diri dalam berbagai aspek kehidupan. Setiap tindakan yang diperbuat harus menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan diri yang berkesinambungan. Penting bagi setiap pribadi untuk memiliki tujuan hidup yang jelas, sebuah penjelasan mendalam mengenai kebaikan yang hendak diwujudkan, strategi matang dalam berbuat kebaikan, serta terus menerus melakukan evaluasi progres dan hasil dalam kehidupan.

Dalam konteks kurikulum kebersamaan, setiap pribadi muslim yang unggul hendaknya mampu berinteraksi dan hidup berdampingan dengan siapa saja. Menjalin kasih sayang dengan sesama adalah fondasi utama, serta menghindari sikap tertutup, kurang pergaulan, agresif, maupun ambisius yang berlebihan. Sikap mandiri dalam berusaha dan berdoa menjadi prinsip pokok dalam menopang kebersamaan yang harmonis.

Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada sesama manusia atau tidak punya empati, berarti tidak pandai bersyukur kepadaku.”

Pernyataan ini menekankan pentingnya empati dan rasa syukur dalam menjalin hubungan sosial. Kebersamaan dalam bekerja dan berinteraksi merupakan implementasi nyata dari keunggulan yang dicapai bersama dalam meraih tujuan yang sama.

Implementasi Kurikulum Kebersamaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Keunggulan pribadi yang diperoleh harus dapat diaplikasikan secara konsisten menjadi keunggulan dunia dan akhirat. Hal ini hanya bisa dicapai melalui proses pembiasaan yang tulus, disiplin, dan berkelanjutan dalam setiap aspek kehidupan. Kurikulum kebersamaan tidak hanya menjadi teori, melainkan harus menjadi praktik nyata di lingkungan pendidikan, tempat kerja, dan masyarakat luas.

Salah satu contoh implementasi nyata adalah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan secara kolaboratif oleh tiga kampus terkemuka, yaitu Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Universitas Pakuan (UNPAK), dan Universitas Pamulang (UNPAM). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, pada tanggal 17 dan 18 Juni 2025, bertempat di Pulau Untung Jawa.

Kegiatan pengabdian ini tidak hanya menjadi ajang kebersamaan antar civitas akademika perguruan tinggi, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi serta mengaktualisasikan nilai-nilai kebaikan bagi masyarakat. Melalui kerja sama yang harmonis dan sinergis, diharapkan manfaat kegiatan ini dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat setempat, sekaligus memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dan dosen sebagai agen perubahan.

PKM Kolaborasi Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Pamulang dan Universitas Pakuan Bogor di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta. (Foto: Dok. Dr. Zulkifli, MA)

Manfaat Kebersamaan dalam Pengabdian Masyarakat

Kebersamaan dalam pengabdian masyarakat membawa sejumlah manfaat signifikan, antara lain:

  • Meningkatkan rasa empati dan kepedulian sosial yang memperkuat ikatan kemanusiaan dan solidaritas sosial.
  • Memperluas wawasan dan pengalaman mahasiswa serta memperkuat integrasi ilmu pengetahuan dengan aplikasi nyata.
  • Memupuk sikap toleransi dan inklusif antar berbagai kalangan dalam masyarakat.
  • Memajukan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang dirancang secara partisipatif dan berkelanjutan.
  • Menjadi sarana pengembangan karakter dan soft skills mahasiswa seperti kepemimpinan, kerjasama tim, dan komunikasi efektif.

Dengan semangat kebersamaan, diharapkan semua elemen dapat bersinergi mencapai keberhasilan bersama yang membawa kebaikan dunia dan bekal akhirat yang abadi.

Harapan dan Doa

Semoga kurikulum pendidikan kebersamaan yang dijalankan dengan sungguh-sungguh ini dapat terus menjadi wahana silaturahmi yang kuat dan membawa manfaat berlipat bagi seluruh pihak yang terlibat. Kebersamaan yang terjalin diharapkan membentuk sumber daya manusia unggulan yang berbudi luhur, berdaya saing, dan berorientasi pada kebaikan bersama.

Semoga pula segala upaya pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh civitas akademika dapat menjadi amal jariyah yang mengalir pahalanya, memperkokoh persaudaraan, dan membangun kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkualitas—baik di dunia maupun di akhirat.

Aamiin ya rabbal ‘alamin. Wallahu a’lam bish-shawab.

Penulis: Dr. Zulkifli, MA, Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Editor: Mohamad Romli (*)

LAINNYA