Kurikukum Akhir Kehidupan Manusia

waktu baca 3 menit
Kamis, 24 Agu 2023 14:05 0 43 Redaksi TD

OPINI | TD — Sebuah persiapan dan deskripsi yang dituangkan dalam visi serta misi manusia dalam melangkah dan memotret kehidupannya dalam keistiqomahan hidup persiapan bekal menuju akhirat.

Setiap kita terkadang tidak ajeg dengan kurikulum hidup yang dibuat dengan berbuat kesalahan dan kebohongan serta kemunafikan terhadap diri sendiri yang pada akhirnya jatuh pada tempat yang sama.

Jika mau berkaca semua tindak tanduk perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di depan Allah SWT, hakim sekaligus pengadil yang maha bijaksana. Sebagaimana Allah berfirman Surat 3 ayat 185 yang artinya Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.

Kematian sebuah hal yang pasti akan datang cepat lambat dan dimanapun berada, tak pandang status sosial serta pangkat dan jabatan. Akhir dari kehidupan biasanya dari proses pembiasaan yang telah dilakukan oleh manusia.

Andaikan kematian akan tiba pasti kekhawatiran dan ketakutan menemui kita manusia. Dari mulai keluarga kita mengurus jasad kita dari mulai dimandikan, dikafani hingga tempat berpindah ke alam kubur. Semua tetangga mengiringi sampai kepemakaman. Semua harta benda yang kita miliki tidak ada yang dibawa ke dalam kubur, alam dunia tak lagi mengabsen nama kita.

Dunia terus berputar, nama kitapun berangsur-angsur mulai terlupakan oleh keluarga, saudara dan handai taulan.

Ketika kita memiliki harta benda menjadi warisan untuk keturunan sedangkan harta tersebut yang selama hidup kita menjadi perhitungan Allah SWT bagaimana cara mendapatkan dan cara mengeluarkannya.

Menjadi pembelajaran orang hidup yang pertama nama dari jasad itu akan hilang, manusia yang wafat itu akan dipanggil bukan dengan nama tetapi jasad. Ketika akan disholatkan dipanggil dengan jenazah dan ketika akan dimasukan ke liang lahat atau kubur disebut mayit.

Dari mulai keturunan, status sosial, jabatan bahkan ketenaran dan kehebatan semasa hidup semua tidak ada artinya lagi.

Kesedihanpun akan terlihat hanya benerapa saat. Menjadi pembelajaran buat kita semua, akan kita lihat sebagai berikut:

A. Kawan-kawan yang di kantor dan di lingkungan kita akan sedih dan merasa kasihan tetapi hanya beberapa hari saja.

B. Kawan atau besti kita pastinya akan meneteskan air mata dan sedih merasa kehilangan tetapi hal itu hanya sesaat selanjutnya akan terlupakan.

C. Pihak keluarga terus menangis dan bersedih tetapi semuanya pun akan menjadi sebuah kenangan.

Selanjutnya walau telah pergi hanya amal-amal kebaikannya yang terus teringat. Sebagaimana dalam Al Qur’an surat 18 ayat 110 yang artinya barang siapa yang mengharapkan bertemu dengan Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih.

Imam Syafiih ulama terkenal dari Imam empat Mazhab pernah berpesan dimana didalamnya sebagai renungan bagi kita manusia dengan pesan “Jadikanlah akhirat di hatimu dan dunia di tanganmu. Semoga dengan tulisan singkat ini menjadi perenungan buat penulis dan pembaca dengan kehidupan sementara ini. Wallahu A’lam bishawwab.

Penulis : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang

 

Unggulan

LAINNYA