Kisah Sukses Pemudi Ujung Kulon Jadi Pengusaha Kue

waktu baca 3 menit
Senin, 30 Nov 2020 12:15 0 86 Redaksi TD

PANDEGLANG | TD — Pandemi covid-19 nyaris melumpuhkan perekonomian dunia. Berbagai usaha ambruk dan banyak orang kehilangan pekerjaan. Kondisi ini pada gilirannya telah mengubah jalan cerita kehidupan sebagian besar warga dunia.

Namun, selalu ada yang mampu memetik hikmah di balik musibah. Dia antaranya adalah Utami, gadis berusia 20 tahun dari Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang (Ujung Kulon).

Sebelum pandemi covid-19 melanda, Utami tengah menempuh studi bahasa Mandarin dan Inggris di Surabaya. Ketika kota pahlawan itu berstatus zona merah covid-19, ia pun memutuskan pulang kampung ke Ujung Kulon.

Utami yang sudah cukup lama di perantauan itu harus beradaptasi dengan kebiasaan baru di kampung halamannya. Aktivitas yang biasa ia lakoni di Surabaya jauh berbeda dengan di rumah. Ia pun kemudian merasa jenuh karena menghabiskan waktu tanpa aktivitas yang produktif.

Di tengah kejenuhannya itu Utami mencoba aktivitas baru. Kegemarannya membuat kue menjadi semacam pelarian untuk mengalihkan pikirannya yang suntuk. Namun, sesuatu yang berawal dari hobi itu kini justru berbuah berkah. Dari aktivitas barunya itu Utami meraup keuntungan hingga jutaan rupiah setiap bulannya.

“Awalnya di rumah saya bingung mau ngapain karena tiap hari kerjaannya rebahan saja. Lalu, saya mencoba aktivitas baru, yaitu membuat kue,” tutur gadis berparas ayu itu kepada kontributor TangerangDaily Asep Himawan di kediamannya, Senin (30/11/2020).

Untuk memastikan produknya dapat diterima pasar, Utami meminta saudara dan teman-temannya untuk mencicipi kue hasil olahannya. Tak disangka, ternyata teman-temannya menyukainya.

“Lalu banyak yang minta untuk dibuatin,” tambahnya.

Pesanan pun mulai berdatangan. Dengan dibantu kakaknya, Utami akhirnya sibuk memproduksi berbagai macam kue, seperti brownis lumer, roti garlik, dan donat. Ia membuat kue donat dengan berbagai varian rasa: donat isi coklat ditaburi keju, donat rasa stroberi, rasa greentea, rasa tiramisu, dan cappuccino.

Utami yang memulai usaha rumahan itu dengan modal hanya Rp50 ribu kini meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per bulannya. Sehari ia mampu memproduksi 100 sampai 200 kue donat dengan berbagai varian rasa dan dijual dengan harga Rp25 ribu per boks.

“Per hari bisa tembus 30 sampai 35 boks. Setiap boksnya berisi 6 kue donat,” katanya.

Selain melayani pesanan teman-temannya, Utami juga memperluas jangkauan pemasaran dengan mempromosikan produknya melalui akun sosial media Instagram, Facebook, dan WhatsApp.

“Alhamdulillah, kalau lagi ramai pesanan, bisa dapat keuntungan Rp500 ribu per hari. Kalau lagi sepi, masih dapat keuntungan di kisaran Rp200 ribu sampai Rp250 ribu per hari,” tutupnya. (Asep Himawan/Rom/ATM)

 

____________________
Kisah sukses Utami yang merintis usaha kue rumahan sejak pandemi covid-19 melanda ini bisa menjadi pengingat bahwa selalu ada jalan rezeki bagi mereka yang terus berikhtiar meski situasi sesulit apa pun.

Pembaca yang memiliki kisah inspiratif silakan berkirim surel (e-mail) ke redaksitangerang[email protected].

 

LAINNYA