Keluarga Sebagai Pondasi Bangsa, Langkah Awal Membangun Negeri yang Berkah

waktu baca 3 minutes
Jumat, 8 Agu 2025 18:52 0 Nazwa

OPINI | TD – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, keluarga tetap menjadi benteng terakhir nilai-nilai luhur. Sebagai unit terkecil masyarakat, keluarga tidak sekadar tempat bernaung, melainkan sekolah pertama kehidupan yang membentuk karakter generasi penerus. Bagaimana sebuah keluarga merdeka akan menentukan wajah bangsa di masa depan.

Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” Ayat mulia ini menunjukkan betapa tanggung jawab membangun keluarga yang merdeka adalah amanah ilahi yang harus ditunaikan dengan sungguh-sungguh.

Makna Hakiki Kemerdekaan Keluarga

Kemerdekaan keluarga bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, melainkan:

1. Merdeka dari ketergantungan pada nilai-nilai asing yang merusak

2. Bebas dari penjajahan gaya hidup konsumtif

3. Lepas dari belenggu teknologi yang mengikis kehangatan hubungan

4. Independen dalam mempertahankan identitas keislaman

Teladan Kemerdekaan dalam Al-Qur’an

  1. Kisah Nabi Ibrahim AS mengajarkan kita tentang kemerdekaan berpikir. Beliau membebaskan diri dari belenggu tradisi penyembahan berhala melalui proses pencarian spiritual yang mendalam (QS. 6:76-79).
  2. Nabi Musa AS menunjukkan kemerdekaan sebagai pembebasan dari sistem yang zalim. Perjuangannya melawan Fir’aun simbol perlawanan terhadap segala bentuk penindasan (QS. 7:127).
  3. Rasulullah SAW memerdekakan masyarakat jahiliyah dari tiga belenggu sekaligus: kebodohan, ekonomi, dan sosial. Haji Wada’ menjadi puncak deklarasi kemerdekaan sejati manusia.

Tantangan Kemerdekaan di Era Digital

Penjajahan modern lebih halus tapi mematikan:

  • Ideologi: Invasi pemikiran melalui media dan hiburan
  • Ekonomi: Perbudakan gaya hidup kapitalistik
  • Sosial-Budaya: Erosi nilai-nilai lokal oleh budaya global
  • Pendidikan: Sistem yang lebih menekankan keterampilan daripada karakter

Peran Strategis Pemuda

Bung Karno pernah berpidato: “Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!” Kalimat legendaris ini mengingatkan kita bahwa:

  • Pemuda adalah agen perubahan
  • Energi muda harus diarahkan pada pembangunan bangsa
  • Kaderisasi generasi harus dimulai dari keluarga

Syekh Yusuf Al-Qardhawi menegaskan: “Untuk melihat wajah suatu bangsa di masa depan, lihatlah pemudanya hari ini.”

Strategi Membangun Keluarga Merdeka

1. Pola Asuh Berbasis Nilai

  • Prioritaskan pendidikan karakter sebelum akademik
  • Bangun komunikasi intensif antargenerasi
  • Jadikan rumah sebagai tempat nyaman untuk berbagi

2. Manajemen Teknologi

  • Buat kesepakatan waktu penggunaan gadget
  • Sediakan zona bebas gadget di rumah
  • Ganti screen time dengan quality time

3. Keteladanan Orang Tua

  • Praktekkan nilai-nilai yang diajarkan
  • Konsisten antara perkataan dan perbuatan
  • Jadilah teman sekaligus guru bagi anak-anak

Dampak Keluarga Merdeka untuk Negeri

Ketika keluarga merdeka terbentuk:

Masyarakat akan lebih resisten terhadap pengaruh negatif

Generasi muda tumbuh dengan identitas kuat

Bangsa memiliki imunitas terhadap berbagai krisis

Negara akan stabil karena fondasi keluarga yang kokoh

Penutup

Kemerdekaan keluarga adalah prasyarat utama untuk membangun negeri yang berkah. Dengan memerdekakan keluarga dari berbagai bentuk penjajahan modern, kita sedang menyiapkan generasi emas yang akan memimpin Indonesia menuju kejayaan.

Seperti kata pepatah Arab: “Rumahku adalah istanaku.” Mari jadikan setiap rumah sebagai istana kecil tempat lahirnya pahlawan-pahlawan bangsa. Dimulai dari keluarga yang merdeka, kita akan mewujudkan negeri yang benar-benar merdeka.

Wallahu a’lam bishawwab. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk mewujudkan keluarga yang merdeka dan negeri yang berkah. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Penulis: Dr. Zulkifli, MA (*)

LAINNYA