Kedelai India Alami Stigmatisasi Tak Ramah Lingkungan oleh AS dan Uni Eropa

waktu baca 2 minutes
Senin, 20 Feb 2023 22:54 0 Patricia Pawestri

Internasional | TD – Setelah memperlakukan kelapa sawit dengan diskriminasi, kini Uni Eropa dan Amerika memberikan stigma negatif pada kedelai India.

Jika kelapa sawit dicekal karena dianggap membuat deforestasi dan memicu kenaikan emisi gas rumah kaca. Maka kedelai, yang notabene merupakan komoditas ekspor utama India, dianggap tidak ramah lingkungan karena pengangkutan jarak jauh yang membuang emisi gas rumah kaca dalam perjalanan sekian mil menuju Amerika.

“Polusi dan dampak lingkungan dari pengangkutan kedelai ratusan ribu mil melintasi AS merupakan bencana lingkungan tersendiri.” Demikian tertulis dalam sebuah laporan penelitian mengenai keberadaan kedelai India bagi AS.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa mengambil daging dan tumbuhan lokal adalah perilaku paling etis dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dan hal ini harus dilakukan demi melestarikan lingkungan dan melindungi hak asasi manusia.

Penelitian yang dikerjakan oleh para cendekiawan di Universitas Georgia tersebut mengungkapkan bahwa produk kedelai yang diimpor dari India merupakan produk deforestasi yang harus dihindari. Itulah alasan kedua yang menyebabkan kedelai mempunyai stigma tak ramah lingkungan.

Ketidakpedulian Amerika atau Uni Eropa pada komoditas kedelai India mungkin saja disebabkan bahwa mereka tidak mempunyai program berkelanjutan mengenai kedelai pada pertanian mereka.

Berbeda halnya dengan Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya yang menggunakan kedelai dalam bahan baku tahu, tempe, kecap atau saus kedelai.

Meskipun demikian, biofueldiesel yang berasal dari kedelai tetap dibutuhkan karena menjadi alternatif energi terbarukan, di samping minyak rapa atau rapeseed oil, dan lebih dilirik ketimbang biofueldiesel dari kelapa sawit. ***

 

LAINNYA