TANGERANG | TD — Atmosfer politik jelang pemilihan Gubernur Banten 2024 mendatang disorot Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Luthfi Hasanal Bolqiah.
Pasalnya, hingga saat ini masyarakat masih menanti sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banten.
Pengamat politik, Luthfi Hasanal Bolqiah, menjelaskan, realisasi aspirasi masyarakat menjadi faktor utama bagi bakal calon untuk memenangkan kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 mendatang.
“Dimana bakal calon yang memiliki kekuatan politik berdasarkan keluarga atau geografis (Banten Utara dan Selatan) berpeluang besar dapat merealisasikan aspirasi masyarakat tersebut,” terang Luthfix, Senin, 2 Januari 2022.
Sebelumnya, media massa ramai memberitakan beberapa nama yang santer menjadi perbincangan bakal calon Gubernur Banten.
Menurutnya, dari banyaknya bakal calon Gubernur Banten mesti ada peranan generasi muda selain karena menyerap aspirasi pemilih muda, juga sejalan dengan ungkapan generasi muda hari ini yang lebih dekat dengan teknologi.
“Pembangunan ekonomi yang bersumber pada peranan generasi muda khususnya dari sisi pemanfaatan teknologi saat ini sangat diperlukan. Hal ini dapat melengkapi kekurangan dari ketiga calon kandidat bakal Gubernur Banten yakni Wahidin Halim, Airin Rachmi Diany dan Rano Karno yang dinilainya kurang maksimal dalam memanfaatkan teknologi dan penyerapan aspirasi anak muda,” terangnya.
Selain membahas siapa sosok yang layak mengisi kursi Gubernur Banten 2024 mendatang, Luthfi menyebutkan ada beberapa nama anak muda yang potensial meraih kepercayaan publik memimpin Banten lima tahun mendatang.
Adapun sosok generasi muda yang dinilai Lutfi cocok sebagai bakal calon wakil gubernur dari Banten Selatan adalah Iti Octavia, Irna Narulita dan Andhika Hazrumy.
“Irna Narulita justu dikabarkan tidak mendapat restu dari suaminya Dimyati Natakusumah begitupun dengan Andhika Hazrumy yang justru ditempatkan sebagai calon Bupati Serang. Alhasil hanya Iti Octavia yang menjadi calon wakil gubernur potensial,” terang Luthfi.
Dijelaskan Luthfi, selain Iti Octavia, beberapa nama anggota legislatif terutama DPR RI dari Banten juga berpeluang maju sebagai bakal calon gubernur Banten sosok itu yakni Hasbi Asyidiki Jayabaya, Adde Rosi Khoirunnisa, Rizki Aulia Rahman Natakusumah, Mohammad Rano Alfath.
“Dimyati Natakusumah justru merekomendasikan nama anaknya Rizki Aulia Rahman Natakusumah untuk maju pada Pilgub Banten 2024 dibanding istrinya. Sosok generasi muda lainnya yang berpotensi mendulang simpati masyarakat adalah Muhammad Rano Alfath. Namun, basis suaranya justru mewakili Tangerang Raya sedangkan Rizki Aulia lebih potensial karena memiliki basis suara dari Banten Selatan,” ujar Luthfi.
Litfhi menambahkan, saat ini Rizki Aulia telah berkontribusi membantu pemerintah dalam refocusing anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk pembangunan Banten seperti peningkatan pembangunan jalan, renovasi Jembatan gantung agelaran, membantu pemulangan TKI yang bermasalah, membawa program wifi internet.
“Variabel lain yang bisa dianalisa dari anggota legislatif adalah alokasi dana aspirasi, tentu saja selain visi dan misi mereka kedepannya,” tambah Luthfi.
Hal yang tidak luput dari sorotan Luthfi juga ialah ekspresi atau aspirasi masyarakat Banten pada dasarnya dianalisa berdasarkan tuntutan ekonomi. Luthfi menyontohkan, tingkat pendidikan di Banten Selatan (Lebak, Pandeglang, Cilegon, Kota Serang dan Kabupaten Serang) yang cenderung lebih rendah dibanding Banten Utara atau Tangerang Raya hal itu menentukan tuntutan ekonomi yang berbeda.
“Anak muda di Banten Selatan cenderung menuntut pekerjaan dalam rangka mencari atau menyambung hidup. Sedangkan anak muda di daerah Tangerang Raya selain pekerjaan juga menuntut adanya sektor hiburan dalam rangka menikmati hidup, Anak muda di Tangerang Raya berharap adanya sejumlah event seperti konser musik, tempat nongkrong atauz taman-taman kota,” jelas Luthfi.
Terakhir, Luthfi menjelaskan bagaimana aspirasi itu terwakili dan hubungannya dengan sosok kandidat potensial tidak lain adalah untuk pemerataan pembangunan dan ekonomi.
“Oleh karena itu, dibanding hanya berkutat soal background kandidat juga penting untuk memastikan kekuasaan dijalankan untuk pembangunan ekonomi yang menyejahterahkan masyarakat,” ucapnya.
“Kedua, kalkulasi politik bukan tidak penting. Justru urgensinya terkait dengan aspirasi dan tuntutan masyarakat. Keterbelakangan pembangunan ekonomi di Banten Selatan dibandingkan dengan Banten Utara mendorong pentingnya keterwakilan pemimpin dari keduanya dalam rangka memastikan kekuasaan dijelankan untuk pemerataan pembangunan ekonomi,” pungkasnya. (Idris Ibrahim/Red)