Integrasi Pendekatan Tradisional dan Modern dalam Memahami Ajaran Islam di Era Digital

waktu baca 3 minutes
Selasa, 10 Des 2024 22:19 0 Redaksi

OPINI | TD — Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah merevolusi cara manusia mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam. Akses informasi yang mudah dan cepat melalui platform digital menawarkan potensi luar biasa untuk menyebarkan pemahaman agama secara luas dan interaktif.

Namun, integrasi yang harmonis antara pendekatan tradisional yang kaya akan kedalaman spiritual dan pendekatan modern yang berbasis teknologi menjadi kunci agar pemahaman Islam tetap utuh, relevan, dan sesuai dengan konteks zaman.

Pendekatan Tradisional: Fondasi yang Tak Lekang Oleh Zaman

Pendekatan tradisional dalam studi Islam berakar kuat pada metode pembelajaran berbasis sanad (silsilah keilmuan), halaqah (pengajian kelompok), dan rujukan pada kitab-kitab klasik (turats) sebagai sumber utama.

Metode ini tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga menekankan aspek spiritual dan akhlak mulia melalui bimbingan guru yang berperan sentral sebagai pembimbing spiritual dan penjaga otentisitas ilmu.

Proses ta’lim (mengajar) dan ta’allum (belajar) yang intensif dalam lingkungan halaqah membentuk ikatan guru-murid yang kuat, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan menanamkan nilai-nilai moral.

Namun, pendekatan tradisional menghadapi kendala aksesibilitas. Keterbatasan geografis dapat membatasi akses terhadap ulama ahli, sementara metode pembelajaran yang lebih konvensional mungkin kurang menarik bagi generasi muda yang terbiasa dengan informasi instan dan interaksi digital.

Pendekatan Modern: Peluang dan Tantangan Era Digital

Pendekatan modern memanfaatkan berbagai teknologi digital, seperti aplikasi mobile, video streaming, podcast, dan media sosial, untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan menyediakan akses informasi keagamaan yang lebih mudah dan fleksibel.

Platform-platform ini memungkinkan penyampaian materi keagamaan yang beragam, mulai dari ceramah, tafsir Al-Quran, hingga kajian hadis, kapan pun dan di mana pun. Interaksi dua arah, seperti diskusi daring, sesi tanya jawab live, dan konsultasi virtual, juga memperkaya pengalaman belajar dan mempermudah akses bimbingan.

Akan tetapi, pendekatan modern juga menghadirkan tantangan. Perlu adanya mekanisme verifikasi yang ketat untuk memastikan otentisitas dan kredibilitas konten keagamaan yang beredar di dunia maya, mengingat kemudahan penyebaran informasi yang tidak terfilter.

Selain itu, terdapat risiko bahwa penekanan yang berlebihan pada aspek praktis dan informatif dapat mengurangi dimensi spiritualitas dalam pemahaman Islam.

Menjembatani Tradisional dan Modern: Sinergi untuk Pemahaman yang Holistik

Integrasi yang bijak antara pendekatan tradisional dan modern merupakan kunci untuk menjaga otentisitas dan relevansi pemahaman Islam di era digital. Beberapa strategi kunci meliputi:

1. Digitalisasi Kitab Klasik dan Sumber Keilmuan: Digitalisasi kitab-kitab klasik dan sumber keilmuan lainnya, disertai dengan metadata dan anotasi yang memadai, memudahkan akses dan pemahaman teks-teks tersebut bagi masyarakat luas.

2. Platform Berbasis Sanad yang Terverifikasi: Pengembangan platform digital yang menampilkan profil ulama dan pengajar dengan sanad keilmuan yang jelas dan terverifikasi akan meningkatkan kepercayaan dan memastikan keaslian ilmu yang disampaikan.

3. Halaqah Virtual yang Interaktif: Adaptasi halaqah tradisional ke platform daring memungkinkan keterlibatan peserta dari berbagai latar belakang dan lokasi geografis, meningkatkan aksesibilitas dan interaksi.

4. Penggunaan Media Sosial yang Bertanggung Jawab: Media sosial dapat menjadi alat dakwah yang efektif jika digunakan secara bijak dan bertanggung jawab, dengan menekankan akurasi informasi, etika berdiskusi, dan pemahaman yang komprehensif.

5. Kolaborasi Ulama Tradisional dan Ahli Teknologi: Kerja sama yang erat antara ulama tradisional dan ahli teknologi sangat penting untuk menciptakan konten dan platform digital yang inovatif, menarik, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Kesimpulan: Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Era Digital

Integrasi yang harmonis antara pendekatan tradisional dan modern bukan hanya memperluas akses pemahaman Islam, tetapi juga memastikan relevansi ajaran agama dalam konteks zaman.

Dengan menjaga kedalaman spiritual tradisi sekaligus memanfaatkan potensi teknologi digital, umat Islam dapat mengembangkan ilmu dan akhlak yang selaras dengan tuntunan syariat, merealisasikan cita-cita Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin—rahmat bagi seluruh alam—yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Penulis: Fadella Kalinda Abdul, Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. (*)

LAINNYA