Indonesia Jadi Pasar Kripto Terbesar Kedua di Asia Pasifik, Tumbuh 103% dalam Setahun

waktu baca 2 minutes
Senin, 29 Sep 2025 15:51 0 Nazwa

KRIPTO | TD – Indonesia menempati posisi pasar kripto dengan pertumbuhan terbesar kedua di Asia Pasifik (APAC) setelah Jepang, dengan lonjakan on-chain value received sebesar 103% sepanjang Juli 2024 hingga Juni 2025. Data ini terungkap dalam laporan terbaru Chainalysis bertajuk 2025 Geography of Cryptocurrency Report.

On-chain value received sendiri merujuk pada total nilai aset kripto yang tercatat masuk ke jaringan blockchain suatu wilayah, menjadi indikator utama tingkat adopsi dan aktivitas transaksi riil.

Asia Pasifik tercatat sebagai kawasan dengan perkembangan kripto tercepat di dunia. Nilai transaksi on-chain bulanan melonjak dari sekitar US$81 miliar pada Juli 2022 hingga mencapai puncak US$244 miliar pada Desember 2024. Hingga pertengahan 2025, meski sedikit menurun, volume transaksi tetap stabil di atas US$185 miliar per bulan.

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, menyatakan capaian ini sejalan dengan tren yang terjadi di lapangan, di mana jumlah investor dan aktivitas perdagangan kripto di Indonesia terus meningkat, baik di pasar spot maupun derivatif.

“Indonesia kini berada di urutan kedua setelah Jepang. Ini prestasi luar biasa yang menunjukkan pesatnya adopsi kripto di Tanah Air. Faktor regulasi yang semakin jelas, meningkatnya kepercayaan masyarakat, serta peran generasi muda sebagai motor penggerak utama turut mendukung pertumbuhan ini,” jelas Calvin dilansir Senin, 29 September 2025.

Ia menambahkan, Tokocrypto juga mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 10% year-on-year hingga Juli 2025, menandakan minat masyarakat tetap tinggi meski pasar kripto global berfluktuasi.
“Kami optimistis tren ini berlanjut. Tokocrypto akan terus menghadirkan inovasi produk dan layanan agar pengguna bisa berpartisipasi dengan lebih mudah, aman, dan transparan,” ujarnya.

Calvin menilai lonjakan adopsi kripto di Indonesia didorong oleh sejumlah faktor, termasuk dominasi generasi muda digital native, dukungan regulasi yang semakin matang, serta inovasi produk yang inklusif. Hal ini menegaskan bahwa ekosistem kripto nasional tidak sekadar mengikuti tren global, melainkan mulai berperan sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi digital di kawasan APAC.

Dengan momentum tersebut, Indonesia dipandang berpotensi besar menjadi hub kripto regional pada paruh kedua 2025, sekaligus memperkuat posisinya dalam ekosistem ekonomi digital dunia. (*)

LAINNYA