BALI | TD — Indonesia akan membangun 700 Giga Watt (GW) pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) yang berasal dari energi surya, angin, air, bioenergi, arus laut, panas bumi, dan nuklir.
Hal itu disampaikan Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam sambutannya pada APEC Workshop on Clean Energy Start-Ups Forum di Nusa Dua, Bali, Rabu 13 Desember 2022.
“Kami juga akan mengembangkan unit pengolahan dan pemurnian mineral untuk meningkatkan nilai tambah mineral, seperti nikel dan kobalt yang akan dimanfaatkan memproduksi baterai untuk kendaraan dan storage,” ujarnya.
Teknologi sel surya, dan sistem yang terintegrasi, smart grid, energy storage, hidrogen, dan kendaraan listrik adalah beberapa teknologi yang akan sangat berpengaruh dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.
Arifin mengatakan bahwa inovasi dalam teknologi-teknologi tersebut harus terus didorong dan disebarluaskan. Pembiayaannya pun benar-benar harus diupayakan agar terjangkau.
“Saya berharap forum ini dapat menjadi hub dalam merevisi sistem energi kita dan memperkuat kolaborasi dan kerja sama dalam mencapai bisnis start-up energi bersih yang berkelanjutan.”
Dia juga berharap para stakeholder dalam forum ini dapat menyusun rekomendasi kebijakan untuk mengakselerasi pertumbuhan start-up energi bersih pada APEC economies.
“Mengaktifkan dan mendukung pertumbuhan start-up akan memajukan sektor energi di Asia Pasifik untuk mencapai target pada tahun 2030,” pungkas Arifin. (Pat/Rom)