India dan Indonesia Serukan “Bandung 2.0” untuk Perkuat Global South

waktu baca 3 minutes
Selasa, 29 Apr 2025 20:25 0 Elvira

Jakarta, 28 April 2025 — Dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang bersejarah, Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, menyampaikan pidato utama dalam International Academic Symposium bertajuk “Tujuh Puluh Tahun Semangat Bandung: Memperkuat Pembangunan Global South di Tengah Tantangan Global”. Acara ini digelar oleh Universitas Indonesia di Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 24 April 2025.

Dalam sambutannya, Dubes Chakravorty menyoroti pentingnya Konferensi Bandung 1955 sebagai tonggak sejarah global yang mendorong dekolonisasi, memperkuat solidaritas Asia-Afrika, melahirkan semangat kerja sama Selatan-Selatan, serta menjadi inspirasi berdirinya Gerakan Non-Blok (NAM) dan Group of 77 (G77).

Menghadapi dinamika dunia yang semakin multipolar—diwarnai oleh ketegangan geopolitik, kecenderungan proteksionis dalam ekonomi, dan tantangan terhadap multilateralisme—Dubes Chakravorty mengajak negara-negara berkembang untuk menciptakan “Bandung 2.0”. Ia menegaskan, “Kini saatnya memprioritaskan transformasi ekonomi demi kehidupan yang lebih bermartabat. Semangat Bandung harus diwujudkan dalam bentuk kolaborasi ekonomi, transfer teknologi, dan demokratisasi tata kelola global.”

Ia juga memaparkan kontribusi konkret India bagi Global South, seperti penyelenggaraan Voice of Global South Summits, distribusi vaksin COVID-19 secara global, pengembangan Digital Public Infrastructure (DPI) melalui Social Impact Fund, serta inisiatif untuk menjadikan aspirasi Global South sebagai agenda utama selama India menjabat Presidensi G20, termasuk mendorong keanggotaan Uni Afrika secara permanen di G20.

Dubes Chakravorty menekankan peran penting India dan Indonesia—dua negara demokrasi besar yang berakar pada peradaban panjang di kawasan Indo-Pasifik—dalam memimpin kebangkitan Global South. Dengan menjunjung tinggi pluralisme, supremasi hukum, dan prinsip kedaulatan, kedua negara diyakini mampu menjadi penggerak utama solidaritas Global South.

Ia juga menyambut positif bergabungnya Indonesia dalam aliansi ekonomi BRICS, yang dinilai strategis dalam memperkuat suara negara-negara berkembang dalam tatanan global. Selain itu, ia menyerukan reformasi institusi multilateral seperti Dewan Keamanan PBB agar representasi global menjadi lebih inklusif dan adil.

Menutup pidatonya, Dubes Chakravorty mengutip pernyataan legendaris dari Perdana Menteri India pertama, Jawaharlal Nehru, dalam Konferensi Bandung 1955: “Kini saatnya membangkitkan kembali kekuatan moral Asia dan Afrika. Kini saatnya Global South berkomunikasi, berkonsultasi, dan bersinergi lebih erat dari sebelumnya.”

Simposium ini juga menghadirkan sejumlah tokoh penting, di antaranya Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong; Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun; Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno; dan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono. Para peserta sepakat bahwa semangat Konferensi Asia-Afrika masih relevan dan perlu diperkuat untuk menjawab tantangan global masa kini.

Tentang Kedutaan Besar India di Jakarta
Embassy of India, Jakarta adalah perwakilan resmi Pemerintah India di Indonesia yang aktif mempromosikan hubungan bilateral antara kedua negara, termasuk kerja sama di bidang diplomasi, ekonomi, pendidikan, dan budaya. Melalui berbagai inisiatif strategis dan forum internasional, Kedutaan Besar India berkomitmen memperkuat solidaritas Global South, serta mendorong kolaborasi regional dan global demi perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

LAINNYA