ICTOH ke-10 Soroti Strategi Taktik Industri Rokok yang Menyesatkan untuk Lindungi Generasi Muda Indonesia

waktu baca 3 minutes
Selasa, 27 Mei 2025 10:30 0 Redaksi

DENPASAR | TD – Konferensi Pengendalian Tembakau Indonesia (Indonesian Conference on Tobacco Control, ICTOH) ke-10 secara khusus menyoroti berbagai strategi dan taktik menyesatkan yang digunakan oleh industri rokok. Fokus utama konferensi ini adalah melindungi generasi muda Indonesia dari pengaruh negatif produk tembakau dan nikotin yang semakin canggih dan beragam. Acara ini dibuka secara resmi di Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Bali, pada Selasa, 27 Mei 2025 bertepatan dengan momentum Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025.

Konferensi yang diselenggarakan oleh Tobacco Control Support Center (TCSC) Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Udayana Central, dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini mengangkat tema “Mengungkap Taktik Industri Produk Tembakau dan Nikotin.” Kegiatan ini melibatkan pembuat kebijakan, akademisi, aktivis kesehatan masyarakat, dan para generasi muda yang menjadi kunci dalam perjuangan pengendalian tembakau.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa ICTOH adalah platform penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menerapkan strategi pengendalian tembakau berbasis bukti dengan mengedepankan perlindungan kesejahteraan publik. “Pemerintah berkomitmen memperkuat kebijakan pengendalian tembakau melalui peningkatan cukai rokok, pembatasan iklan, perluasan kawasan tanpa rokok, serta peningkatan layanan berhenti merokok,” ujarnya.

Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), menambahkan dukungan pada forum anak muda di ICTOH ke-10 sehari sebelumnya. “Semoga anak muda dapat membangun sikap kritis terhadap taktik tersembunyi industri tembakau dan nikotin serta belajar langsung dari para ahli dan aktivis muda inspiratif,” katanya secara virtual. Ia mengajak seluruh generasi muda untuk membangun gerakan kolektif yang terkoneksi untuk Indonesia yang lebih sehat tanpa rokok.

Ketua Panitia ICTOH ke-10, dr. Sumarjati Arjoso, SKM, menyampaikan bahwa konferensi kali ini merupakan momen penting menandai satu dekade perjuangan komunitas dalam melawan dampak adiksi tembakau, khususnya yang mengancam anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Ia juga mengingatkan bahaya strategi licik industri rokok yang kerap menyasar generasi muda melalui iklan terselubung, beasiswa sponsorship, hadiah, dan berbagai promosi menyesatkan. “Kami mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap tipu daya industri rokok yang berusaha menjebak anak muda,” tandasnya.

Selama tiga hari, lebih dari 200 peserta berpartisipasi dalam berbagai sesi penting, termasuk tiga plenari, tujuh simposium, dan forum anak muda yang menghadirkan diskusi akademis sekaligus advokasi kebijakan progresif. Fokus pembahasan meliputi pelarangan total iklan rokok, kenaikan cukai, layanan berhenti merokok, dan perlindungan ruang publik dari asap rokok.

Tidak kalah penting, Direktur Vital Strategies Asia Pacific, Dr. Tara Singh Bam, bersama perwakilan WHO Indonesia, Dr. Evelyn Murphy, menyampaikan pandangan global mengenai pengendalian tembakau. “ICTOH adalah kesempatan untuk melibatkan diri dalam diskusi mendalam yang mendorong tindakan dan kolaborasi. Kebijakan seperti pajak tembakau lebih tinggi, kemasan standar, peringatan bergambar yang lebih besar, serta larangan iklan tembakau di semua media adalah langkah krusial,” tegas Tara.

Ia juga mengingatkan perlunya usaha memastikan lingkungan 100% bebas asap rokok dengan menyediakan dukungan dan layanan penghentian merokok yang mudah diakses. “Kebijakan yang kuat harus didukung oleh kemauan politik dan penegakan yang efektif. Komitmen yang teguh dari pemimpin di semua tingkat pemerintahan adalah kunci keberhasilan,” tambah Tara.

Peran anak muda juga menjadi sorotan penting dalam konferensi ini. Tara menekankan bahwa suara dan aksi mereka sangat diperlukan dalam perubahan sosial. Ribuan anak muda turut aktif dalam agenda pra-event ICTOH secara offline dan online di Denpasar maupun daerah lain di Indonesia, memperlihatkan semangat kolaborasi yang tinggi.

Putu Diah Pradnya Maharani, politisi muda sekaligus anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali di bidang Kesejahteraan Rakyat, juga menegaskan dukungannya untuk memperketat regulasi, termasuk terkait sponsorship dan penggunaan rokok elektrik. Ia menjadi salah satu figur muda inspiratif yang hadir pada acara pra-event Youth Forum ICTOH. (*)

LAINNYA