Kegiatan BASA-BASI (Baca Sastra, Banyak Aksi) HIMA PBSI FKIP UMT di Lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang beberapa waktu yang lalu. (Foto: Dok. Penulis)OPINI | TD — Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga negara yang dijamin oleh konstitusi. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak, bahkan orang dewasa, yang kehilangan kesempatan belajar akibat keterbatasan ekonomi, sosial, maupun akses pendidikan. Di Kabupaten Tangerang, fenomena putus sekolah masih menjadi tantangan serius yang perlu ditangani secara menyeluruh.
Sebagai respons atas persoalan tersebut, Pemerintah Kabupaten Tangerang meluncurkan Gerakan Lanjut Sekolah, sebuah program inovatif yang membuka kembali pintu pendidikan bagi masyarakat yang sempat tertinggal. Program ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menjadi gerakan sosial yang menegaskan bahwa pendidikan tidak mengenal batas usia.
Gerakan Lanjut Sekolah menyasar anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah karena faktor ekonomi dan sosial. Melalui program ini, mereka diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tanpa harus merasa tertinggal dari teman sebaya. Upaya ini menjadi bentuk nyata pemenuhan hak anak atas pendidikan yang layak sebagai bekal masa depan.
Keunggulan utama Gerakan Lanjut Sekolah terletak pada keterbukaannya bagi masyarakat dewasa. Warga berusia di atas 25 tahun tetap memiliki kesempatan untuk kembali belajar melalui jalur pendidikan nonformal. Konsep ini sejalan dengan prinsip lifelong learning atau belajar sepanjang hayat, yang menegaskan bahwa pendidikan tidak berhenti oleh usia maupun status pekerjaan.
Meningkatnya partisipasi pendidikan akan berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia. Masyarakat yang terdidik lebih siap menghadapi tantangan ekonomi, teknologi, dan sosial di masa depan. Sebagai daerah penyangga ibu kota, Kabupaten Tangerang membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan agar mampu bersaing di era global.
Gerakan Lanjut Sekolah mencerminkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam menjadikan pendidikan sebagai prioritas pembangunan. Program ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana kualitas sumber daya manusia menjadi kunci utama keberhasilan bangsa.
Meski menjanjikan, pelaksanaan program ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan anggaran, rendahnya motivasi belajar masyarakat dewasa, serta keterbatasan akses pendidikan di wilayah pelosok. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program.
Gerakan Lanjut Sekolah merupakan langkah strategis dalam mewujudkan Tangerang cerdas tanpa putus belajar. Program ini tidak hanya menyelamatkan generasi muda dari risiko putus sekolah, tetapi juga membuka ruang bagi masyarakat dewasa untuk kembali menimba ilmu. Dengan dukungan semua pihak, gerakan ini dapat menjadi tonggak penting dalam membangun Tangerang yang inklusif, berdaya saing, dan siap menghadapi masa depan.
Penulis: Lusy Widiyanti
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)