KRIPTO | TD – Pasar kripto baru saja diguncang salah satu koreksi terbesar dalam dua tahun terakhir. Dalam tempo dua hari, yakni 10–11 Oktober 2025, harga Bitcoin terjun bebas dari $126.200 ke $102.000. Kepanikan kolektif pun menyebar ke seluruh bursa global. Dalam waktu hanya 24 jam, dana senilai lebih dari Rp102 triliun keluar dari berbagai exchange besar dunia. Laporan dari Bursa Santai mencatat bahwa Binance menjadi yang paling banyak kehilangan likuiditas yaitu mencapai $21,75 miliar dalam sepekan. Fenomena ini menandakan krisis kepercayaan serius terhadap bursa tersentralisasi (CEX), terutama setelah banyak trader mengeluhkan sistem menu trading yang tidak berfungsi optimal pada saat krisis terjadi.
Keluhan Pengguna Binance: Tombol Tidak Berfungsi Saat Market Crash
Faktor paling mengguncang kepercayaan publik datang bukan dari harga yang anjlok, melainkan dari gagalnya sistem eksekusi transaksi di saat genting. Banyak pengguna Binance melaporkan bahwa tombol Buy, Sell, dan Stop-Loss sempat tidak bisa digunakan ketika pasar jatuh secara ekstrem. Dalam dunia trading, momen seperti itu bisa menjadi penentu antara kerugian terkendali dan kerugian besar. Gangguan tersebut memang diklaim bersifat sementara, namun bagi investor ritel, peristiwa itu menjadi bukti bahwa tidak ada jaminan keamanan mutlak di bursa mana pun. Sejak saat itu, semakin banyak pengguna memindahkan aset mereka ke wallet pribadi atau cold storage sebagai bentuk perlindungan mandiri.
Bitcoin Masih Tertekan, Tapi Belum Menyerah
Secara teknikal grafik harian menunjukkan Bitcoin masih dalam fase pemulihan setelah koreksi tajam. Harga kini stabil di kisaran $111.520, mencoba memulihkan kepercayaan pasar. Meski tekanan jual masih terasa namun pola pergerakan harga menunjukkan upaya bertahan yang cukup kuat. Pasar tampaknya mulai mencari keseimbangan baru setelah kekacauan besar yang terjadi beberapa hari lalu.
Sentimen Pasar: Takut Tapi Waspada
Data dari CoinMarketCap menunjukkan kapitalisasi pasar kripto global mencapai $3,81 triliun, naik tipis sekitar 1,5%. Namun, Indeks Ketakutan dan Keserakahan (Fear & Greed Index) masih berada di level 37, menandakan suasana hati pasar masih cenderung pesimistis. Dominasi Bitcoin yang masih di atas 58% memperlihatkan bahwa para investor belum berani mengambil risiko di altcoin. Mereka memilih menunggu arah kebijakan moneter global, terutama keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada akhir Oktober.
Kabar dari The Fed: Harapan di Tengah Ketidakpastian
Kabar yang datang dari Washington memberi sedikit harapan. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral AS hampir pasti akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan akhir bulan ini. Langkah tersebut diharapkan bisa memperlonggar likuiditas global dan menenangkan pasar yang sedang tegang. Namun Powell juga mengingatkan bahwa penutupan sementara (shutdown) pemerintah AS membuat sebagian data ekonomi penting menjadi tertunda. Dengan kata lain, kebijakan moneter saat ini dijalankan “tanpa peta lengkap.”
Arah Baru Bagi Investor
Gelombang penarikan dana besar-besaran ini tidak selalu berarti investor meninggalkan dunia kripto, melainkan beralih dari custodial exchange ke self-custody. Dalam jangka pendek pergeseran ini memang mengurangi likuiditas pasar, tetapi dalam jangka panjang bisa memperkuat pondasi ekosistem karena menumbuhkan budaya kemandirian investor.
Bagi investor ritel, strategi yang paling bijak saat ini adalah:
- Jangan terburu-buru FOMO. Akumulasi bertahap lebih aman.
- Utamakan keamanan aset. Gunakan wallet pribadi dan amankan kunci privat.
- Pantau keputusan The Fed. Pemotongan suku bunga bisa menjadi katalis pemulihan besar berikutnya.
Penutup: Kepercayaan yang Harus Direbut Kembali
Krisis yang baru saja terjadi memberi pelajaran berharga bahwa keamanan sistem bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kepercayaan. Ketika tombol transaksi berhenti bekerja di saat pasar runtuh maka rasa panik yang muncul bukan sekadar soal kerugian, melainkan kehilangan kendali.
Gelombang penarikan dana besar-besaran dari exchange tidak hanya mencerminkan ketakutan tetapi juga kesadaran baru bahwa kendali aset harus kembali ke tangan pemiliknya sendiri. Pasar kripto kini sedang memasuki babak rekonstruksi — bukan hanya perbaikan harga, tetapi juga perbaikan kepercayaan.
Sumber:
- BursaSantai, “Outflow Dana Rp102 Triliun dari Exchange dalam 24 Jam” (15 Oktober 2025)
- CoinMarketCap, Data Pasar Kripto Global (15 Oktober 2025)
- Bloomberg Technoz, “Powell The Fed Beri Sinyal Pemangkasan Suku Bunga 0,25% Lagi” (14 Oktober 2025)
- Binance TF 1D Chart – BTC/USDT
Penulis: Sugeng Prasetyo
Editor: Nazwa
Disclaimer: Aset kripto termasuk dalam kategori investasi dengan risiko yang tinggi. Artikel ini dibuat untuk tujuan edukatif semata dan tidak dapat dijadikan dasar utama dalam mengambil keputusan keuangan. Penulis serta redaksi TangerangDaily.id tidak bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin timbul akibat keputusan investasi yang diambil berdasarkan informasi dari artikel ini. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, disarankan agar pembaca melakukan riset secara menyeluruh dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional. (*)