Gangguan Keterlambatan Bicara atau Speech Delay, Kenali Ciri-cirinya Sejak Dini

waktu baca 4 menit
Rabu, 5 Jul 2023 05:27 0 88 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Setiap orang tua tentu memiliki impian agar anak-anaknya tumbuh dengan optimal. Namun, mencapai keinginan ini membutuhkan memerlukan usaha dan pengorbanan yang tak sedikit. Orang tua perlu mencurahkan tenaga, pikiran, biaya, dan waktu untuk membantu tumbuh kembang setiap anak agar menjadi pribadi dan individu yang kuat dan sempurna.

Tantangan tersendiri bahkan muncul dan menuntut tanggung jawab ketika anak didiagnosa menderita keterlambatan bicara atau speech delay. Meskipun secara mendasar setiap anak memiliki kemampuan berbeda dalam pencapaian tahap tumbuh kembangnya, tetapi tetap ada acuan secara umum yang merujuk kemampuan normal dalam setiap tahap tumbuh kembang anak. Hal ini juga termasuk dalam perkembangan bahasa anak.

Perkembangan Kemampuan Bicara Normal

Pada anak dengan kemampuan bicara normal, perkembangan bahasa telah dimulai sejak usia 3 bulan dengan membuat suara-suara yang belum berbentuk kata. Kemampuan ini akan berkembang sehingga pada usia 5 bulan, anak dapat menggunakan nada tertentu. Anak dapat mengikuti nada di sekitarnya dan meniru gerakan.

Pada bulan-bulan selanjutnya, anak dapat mengucapkan sesuatu layaknya kata dengan nada yang lebih panjang dan mulai belajar mengucapkan kata yang belum ia mengerti artinya, seperti ‘ma-ma’, ‘pa-pa’, atau ‘da-da’.

Usia 10 bulan, anak dapat mengucapkan ‘kata’ yang memiliki maksud tertentu, seperti menyapa, menolak, atau meminta sesuatu.

Usia 1 tahun, perkembangan bicara anak sudah berkembang hingga mengerti apa yang ia ucapkan dan apa maksud serta tujuan dari pembicaraannya. Anak juga mulai mengenali nama-nama benda yang dekat dengan kesehariannya.

Pada usia 1,5 tahun, anak dapat memahami perintah dan penjelasan sederhana. Ia dapat merespon bila dipanggil namanya dan mulai menggunakan kata ‘aku’.

Perkembangan bicara anak semakin cepat dengan menyerap dan mengucapkan kembali kosakata yang ia dengar. Bahkan pada usia 2 tahun, anak mulai dapat menggunakan kombinasi 3 hingga 4 kata dalam sebuah kalimat.

Di tahun ke-3, kalimat yang diucapkan anak menjadi lebih kompleks. Pada tahap ini anak dapat menjelaskan sesuatu dengan kata ‘karena’ dan ‘kalau’. Penguasaan pola kalimat dasar juga menjadi salah satu milestone pada tahap ini.

Dalam waktu satu tahun kemudian, anak sudah mampu merangkai dua kalimat dan bercakap-cakap bergiliran. Ia juga memahami dengan jelas konsep emosi, seperti sedih, marah, atau senang.

Pada usia 5 tahun, anak mampu bercerita dengan baik dan menarik dengan menggunakan beberapa kalimat disertai nada-nadanya. Ia juga dapat memberikan pendapatnya seperti orang dewasa.

Perkembangan yang Terhambat dalam Diagnosa Speech Delay

Sebenarnya, anak-anak dengan gangguan speech delay banyak terdapat di masyarakat. Bahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah mengungkapkan data bahwa 5 hingga 8% anak prasekolah mengalami gangguan ini. Provinsi Jakarta sendiri pernah membukukan data tentang 21% anak mengalami speech delay.

Keterlambatan bicara sebaiknya dikenali oleh orang tua sejak dini. Pemantauan gejalanya dapat dilakukan dengan pengamatan didampingi oleh dokter anak. Speech delay menjadi diagnosa final jika anak mengalami keterlambatan perkembangan bicara dibandingkan anak seusianya.

Penyebab Speech Delay

Diagnosa speech delay, selain dilihat dari segi usia, juga dapat memiliki latar penyebab sebagai berikut:

1. Gangguan pada organ mulut, pendengaran, dan otak.

Misalnya keadaan bibir sumbing, langit-langit atau lidah yang pendek, tuli, riwayat infeksi telinga dapat menjadikan kemampuan bicara terhambat. Begitu juga kondisi otak pada penderita celebral palsy, retardasi mental, autis, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

2. Kurangnya stimulasi dari lingkungan untuk berbicara.

Keluarga terdekat yang cenderung membiarkan anak untuk diam dapat menjadikan perkembangan bicara anak terhambat. Begitu juga dengan pemakaian gadget yang menyita waktu anak.

Kondisi speech delay juga dapat menjadi lebih parah bila anak mengalami trauma, serta tidak terpenuhinya nutrisi yang diperlukan tubuhnya untuk berkembang.

Ciri-ciri Gangguan Speech Delay Sesuai Tahapan Usia

Berikut ini beberapa tanda speech delay yang dapat dikenali orang tua sejak dini.

1. Pada usia 8 bulan, anak tidak memberikan respon dengan berusaha mencari sumber suara yang muncul dari samping atau belakang tubuhnya.

2. Pada usia 9 bulan, anak tidak merespon bila dipanggil namanya. Anak juga belum mengoceh meski dengan kata yang belum berbentuk.

3. Pada usia 12-18 bulan, anak belum dapat menyebutkan kata yang bermakna, atau belum mengerti instruksi yang sederhana.

4. Usia 24 bulan, anak belum dapat mengucapkan dua kata yang dapat diketahui artinya.

5. Usia 3 tahun, anak belum dapat merangkai kalimat dengan 3 kata.

6. Usia 4 hingga 5 tahun, anak belum dapat bercerita dengan kalimat-kalimat yang tersusun dari 4 kata.

Pemeriksaan Gejala dan Resiko Keterlambatan Penanganan

Pemeriksaan kondisi speech delay haruslah dilakukan sejak dini, yaitu sebelum usia 2 tahun, bila terjadi hambatan berbicara. Sehingga dapat diberikan terapi atau latihan khusus agar anak dapat menguasai kemampuan yang ia butuhkan untuk tumbuh dan berkembang pada tahap selanjutnya.

Namun, jika keterlambatan bicara terdeteksi terlampau lama, dikhawatirkan anak akan terganggu dalam proses belajar di sekolah. Anak juga dipastikan akan mengalami hambatan dalam bersosialisasi. Hal ini akan mengakibatkan penderitaan lebih jauh, seperti gangguan emosi dan mental. (*)

LAINNYA