CILEGON | TD — Bisnis besi bekas atau scrap di PT Krakatau Osaka Steel (PT KOS) kerap menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Karena itu, para pengusaha meminta agar pabrik baja itu menerapkan sistem lelang.
Para pengusaha menilai sistem lelang bisa meminimalisasi munculnya konflik antara warga sekitar perusahaan dan ormas yang berkepentingan dalam memperebutkan besi sisa olahan baja tersebut.
“Setiap tahunnya selalu seperti itu (gaduh) di masyarakat. Tahun kemarin perusahaan saya juga pernah mengalaminya. Yang harus diperhatikan, menurut saya manajemen PT KOS yang memang kurang tegas dalam mengambil kebijakan,” kata Awara, Direktur PT Mahes Jaya Steel, Jumat (20/11/2020).
Menurut Awara, sistem lelang akan membangun iklim bisnis yang sehat. Selama ini, PT KOS diketahui menunjuk langsung perusahaan yang memanfaatkan bekas besi tersebut. Mereka menunjuk pihak ketiga untuk mengangkut besi bekas tersebut dari pabrik.
“Seharusnya diterapkan sistem lelang yang profesional saja. Jadi, perusahaan yang kalah harus legowo dan yang menang harus berkomitmen untuk memperhatikan dan peduli dengan masyarakat,” katanya.
Sistem penunjukan langsung yang selama ini dijalankan memang kerap menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Beberapa perusahaan yang ditunjuk untuk mengambil bekas besi tersebut kerap dinilai tidak profesional.
“Selain itu, jika diterapkan sistem lelang secara profesional, akan ada kesempatan atau peluang terbuka untuk para pengusaha, khususnya di Kota Cilegon,” ujarnya. (Iqbal/Rom/ATM).