Elektabilitas Partai 2025: Gerindra Teratas, PAN Masuk Lima Besar Versi Survei IPO

waktu baca 2 minutes
Selasa, 21 Okt 2025 15:29 0 Nazwa

JAKARTA | TD — Survei nasional terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO) menempatkan Partai Gerindra di posisi puncak elektabilitas partai politik di Indonesia. Dalam survei yang dilakukan pada 9–17 Oktober 2025, Gerindra meraih dukungan tertinggi sebesar 33,5 persen, disusul PDI Perjuangan (16,4 persen), Golkar (9,1 persen), PKB (6,2 persen), dan PAN (5,0 persen) yang berhasil menembus lima besar.

Capaian PAN menjadi perhatian karena berhasil menyalip beberapa partai besar seperti Demokrat (4,9 persen), PKS (4,8 persen), dan NasDem (4,0 persen). Sementara itu, partai seperti Perindo, PPP, dan PSI masih bertahan di bawah angka 2 persen.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menjelaskan, keunggulan Gerindra mencerminkan pengaruh besar kepemimpinan figur utama partai dalam pemerintahan.

“Kinerja tokoh utama Gerindra di posisi strategis pemerintahan berpengaruh besar terhadap kepercayaan publik. Konsistensi elektabilitas di atas 30 persen menandakan dukungan yang solid,” ujarnya dalam Rilis Survei dan Diskusi Media di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Dedi juga menyoroti kenaikan PAN sebagai bukti keberhasilan partai menjaga komunikasi politik dan citra moderat di tengah dinamika nasional.

“PAN mampu menjaga kedekatan dengan pemilih rasional dan kelompok muda. Ini modal penting untuk konsistensi elektoral,” tambahnya.

Survei IPO dilakukan terhadap 1.200 responden dari seluruh provinsi dengan metode stratified multistage random sampling (SMRS), tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error ±2,9 persen.

IPO juga mencatat tingkat pengenalan partai masih didominasi partai lama, dengan PDI Perjuangan (92,4%), Gerindra (90,6%), dan Golkar (90,1%) sebagai yang tertinggi.

Menurut Dedi, peta elektoral menuju Pemilu 2029 masih akan dikuasai partai mapan, tetapi partai menengah seperti PAN atau NasDem berpotensi naik bila mampu menjaga momentum politik.

“Publik kini lebih mempertimbangkan figur dan stabilitas. Partai yang menampilkan kepemimpinan kuat dan konsisten akan tetap menjadi pilihan utama,” tutupnya. (*)

LAINNYA