Dilarang BPOM: Fakta di Balik Camilan Latiao yang Digemari Banyak Orang

waktu baca 3 minutes
Kamis, 7 Nov 2024 09:27 0 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Latiao adalah camilan asal Tiongkok yang banyak diminati oleh para pencinta makanan ringan di Indonesia. Latiao menjadi kegemaran banyak orang, karena memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang menggugah selera para konsumen.

Namun sayangnya, belum lama ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membeberkan pernyataan yang cukup menarik perhatian terkait larangan konsumsi latiao.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang membuat latiao yang sebelumnya mempunyai banyak peminat, namun kini mendapat klaim berbahaya?

Pada pembahasan kali ini mari kita bedah mengenai latiao, meliputi bahan-bahan yang digunakan, serta alasan yang membuat latiao tidak lagi ramah untuk dikonsumsi. Simak penjelasannya berikut ini!

1. Asal Usul Camilan Latiao

Latiao memiliki alur sejarah yang cukup panjang di Tiongkok. Camilan ini pada awalnya dibuat sebagai makanan yang mudah untuk dibawa dan memiliki ketahanan yang cukup lama. Proses produksinya yang sederhana dan bahan-bahan yang mudah untuk didapat membuat latiao menjadi makanan ringan yang populer di tengah masyarakat Tiongkok.

Seiring dengan perkembangan masa, latiao mulai dikenal bukan hanya di Tiongkok saja, tapi sudah merambah ke negara-negara lain, salah satunya yaitu Indonesia.

Latiao menjadi makanan yang masuk ke dalam daftar camilan yang banyak dicari, salah satu penyebabnya adalah adanya globalisasi dan pertukaran budaya. Sehingga, banyak pengusaha yang melihat adanya peluang bisnis pada camilan ini, dan mulai memproduksi latiao dengan rasa dan kemasan yang beragam.

Hal itu membuat latiao semakin mudah untuk dijangkau oleh konsumen, serta semakin meningkat juga popularitasnya.

Namun, di balik keunikannya, banyak yang tidak menyadari bahwa latiao mengandung bahan-bahan tertentu yang bisa berpotensi membahayakan kesehatan. Sementara, masyarakat lebih fokus pada rasa dan tekstur yang menggugah selera, tanpa memperhatikan komposisi dan bahan yang digunakan.

Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa BPOM akhirnya mengambil langkah untuk melarang konsumsi latiao.

2. Bahan-bahan yang Terkandung Dalam Latiao

Camilan yang satu ini umumnya terbuat dari bahan-bahan yang sederhana, namun proses pembuatannya melibatkan teknik yang cukup kompleks.

Pada pembuatan latiao, tepung kacang kedelai adalah bahan utamanya, karena tepung jenis ini dapat memberikan tekstur kenyal pada camilan ini. Selain tepung kedelai, penambahan beberapa bumbu-bumbu khas seperti bawang putih, cabai, dan rempah-rempah lainnya menjadikannya punya rasa yang unik dan khas.

Pada latiao, juga terdapat beberapa bahan tambahan, seperti pengawet dan pewarna makanan, yang ikut masuk dalam proses pembuatannya. Pengawet ini bertujuan untuk memperpanjang ketahanan latiao, sementara pewarna makanan digunakan agar latiao terlihat lebih menarik dan menggugah selera.

Namun, pecinta makanan ringan ini perlu memperhatikan, bahwa tepung kedelai merupakan produk kacang-kacangan yang mempunyai potensi menimbulkan alergi. Selain itu,  tidak semua pengawet dan pewarna tergolong aman untuk dipadukan dengan makanan, atau dengan kata lain aman untuk dikonsumsi. Karena, beberapa jenis dari pengawet dan pewarna dapat menyebabkan reaksi yang cukup serius, seperti alergi atau bahkan gangguan kesehatan jangka panjang.

Risiko alergi pun bertambah dengan penggunaan monosodium glutamat (MSG) pada latiao. Bahan penambah citra rasa ini juga menjadi sorotan. Karena, meskipun MSG diakui oleh banyak ahli sebagai bahan yang aman dikonsumsi dalam jumlah tertentu, namun terdapat beberapa orang yang sensitif terhadap penyedap rasa ini dan dapat memicu reaksi negatif bagi tubuh.

3. Alasan BPOM Melarang Latiao

Keputusan BPOM untuk melarang latiao tidak diambil dengan sembarangan. Ada beberapa alasan kuat yang mendasari langkah ini.

Pertama, banyak laporan mengenai kandungan bahan berbahaya dalam beberapa produk latiao yang beredar di pasaran. Beberapa produk diketahui mengandung bahan pengawet yang tidak diizinkan dan pewarna makanan yang mengancam kesehatan.

Kedua, adanya laporan kasus keracunan makanan yang terjadi setelah mengonsumsi latiao. Meskipun tidak semua merek pada produk latiao menyebabkan keracunan, namun kasus-kasus tersebut cukup mengkhawatirkan dan menjadi perhatian serius bagi BPOM. (Nazwa/Pat)

 

LAINNYA