Daur Ulang Kaca, Kemana Botol-botol Kaca Pergi Setelah Terbuang

waktu baca 2 menit
Jumat, 24 Nov 2023 23:20 0 156 Patricia Pawestri

LINGKUNGAN | TD – Tahukah kamu, kemana perginya barang-barang berbahan kaca yang seringkali kita buang ke tempat sampah?

Ternyata, botol-botol, piring, gelas, atau stoples berbahan kaca yang selama ini sering menjadi kemasan atau wadah yang kita gunakan, dapat didaur ulang menjadi berbagai barang yang sangat berguna.

Dua di antaranya adalah barang kaca baru dan pasir. Barang kaca baru bisa jadi berbentuk botol, atau kemasan lainnya. Sedangkan pasir yang dihasilkan dari daur ulang kaca dapat menjadi pengganti pasir pantai asli dan juga pasir bahan bangunan.

Bagaimanakah proses pendaurulangan barang-barang kaca tersebut?

Pertama, barang-barang kaca terbuang dikelompokkan. Misalnya botol kaca dikumpulkan menurut warnanya. Sebelum dikelompokkan, tutup dan label yang menyertainya harus dilepas dahulu, dan kotorannya harus dicuci hingga bersih.

Kedua, penghancuran barang-barang kaca. Misalnya botol kaca dihancurkan dengan mesin vakum penghancur untuk membuatnya menjadi potongan kaca yang disebut cullet. Cullet inilah yang kemudian dapat diproses menjadi barang kaca baru.

Kelebihan dari penggunaan cullet daripada pasir tambang dalam membentuk barang kaca adalah energi yang diperlukan lebih sedikit. Bila pasir alami membutuhkan sekitar 1500 derajat Celsius untuk membentuk kaca, maka cullet tidak membutuhkan suhu sepanas itu.

Kaca, atau dalam bahasa ilmiahnya silica, juga merupakan bahan asli alam, yang dapat dengan mudah menyatu kembali dengan alam tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti, asal telah menjadi bentuk pasirnya.

Namun, perlu diingat bahwa proses pengambilan pasir dari alam hingga membentuk kaca telah menghasilkan emisi yang tidak sedikit. Juga tentang jejak ekologisnya, kaca mengalahkan besar jejak yang ditinggalkan barang plastik. Dan di manapun, pecahan kaca juga mempunyai sifat melukai yang harus diwaspadai.

Selain menjadi barang kaca baru, kaca juga dapat didaur ulang menjadi bahan bangunan, produk keramik sanitasi, bahan penjernih air, dan juga pengganti pasir pantai asli.

Kaca daur ulang yang dibentuk menjadi pasir pengganti ini sudah lazim digunakan di Selandia Baru. Di negara tersebut, pasir pantai telah hilang akibat ditambang untuk menjadi bahan konstruksi.

Hilangnya pasir pantai ini berisiko menimbulkan erosi dan kerusakan ekosistem pantai dan laut, serta meniadakan pelindung alami daratan dari serangan tsunami dan badai.

Pasir hasil daur ulang kaca juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan, yakni sebagai bahan campuran beton, lapisan drainase pada lapangan olah raga, bunker golf, dan alas pipa. (Pat)

LAINNYA