Pemilik toko material di Pamulang, Rifai, menunjukkan stok bahan bangunan yang mulai menipis akibat penutupan sejumlah tambang di wilayah Bogor. (Foto: Ist)KOTA TANGSEL | TD — Kebijakan KDM (Kang Dedi Mulyadi) menutup sejumlah tambang di wilayah Bogor berdampak besar pada sektor konstruksi, khususnya di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel). Salah satu pemilik toko material di Pamulang, Rifai, mengaku kewalahan mencari suplai batu untuk kebutuhan proyek dan pembangunan yang kian terhambat.
Menurut Rifai, sejak kebijakan KDM menutup tambang-tambang di wilayah Parung Panjang, pasokan batu seperti batu belah, batu koral, dan batu split menjadi sangat langka. Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari sebulan dan membuat harga bahan material tersebut melonjak tajam.
“Sudah ada sebulan lebih sejak kebijakan KDM menutup tambang-tambang di Parung Panjang. Sejak itu, barang jadi susah banget,” ujar Rifai saat ditemui di tokonya, Kamis (5/11/2025).
Setelah tambang di Parung Panjang berhenti beroperasi, Rifai mencoba mencari alternatif pasokan dari daerah lain seperti Banten dan Cilegon. Namun, pasokan dari wilayah tersebut pun tidak stabil karena adanya pembatasan waktu operasional dan keterlambatan pengiriman.
“Sekarang saya ngambil dari Cilegon itu juga dibatasi jam malam. Jadi nggak bisa bebas kirim kayak dulu. Namun, pengiriman dari daerah tersebut pun tidak lancar,” jelasnya.
Kelangkaan suplai batu ini berdampak langsung pada ketersediaan stok di berbagai depo dan toko material di Tangsel. Rifai menyebut, penurunan pasokan mencapai 80 hingga 90 persen.
“Di mana-mana nggak ada barang. Bingung juga mau ngambil dari mana. Kalaupun ada, harganya mahal banget,” keluhnya.
Harga batu kini melonjak hingga dua kali lipat. Jika sebelumnya harga satu truk batu belah berkisar Rp1,7 juta hingga Rp1,8 juta, kini mencapai Rp3,5 juta per truk. Selain harga yang tinggi, waktu tunggu pengiriman juga semakin lama.
“Sekarang harganya bisa dua kali lipat dari normal. Dan pengiriman pun susah, dua minggu belum tentu datang,” ungkapnya.
Rifai berharap pemerintah, terutama pihak terkait di Jawa Barat, dapat segera membuka kembali izin tambang yang ditutup. Ia menilai, kebijakan tersebut menimbulkan efek domino terhadap rantai pasokan material di wilayah Jabodetabek.
“Katanya ada sekitar 25 tambang yang ditutup. Jadi ya ngaruh banget ke material Jabodetabek,” pungkasnya (Idris Ibrahim)