Daftar Negara dengan Produksi Nikel Terbesar: Indonesia Unggul di Posisi Teratas

waktu baca 3 minutes
Rabu, 11 Jun 2025 23:24 0 Nazwa

EKBIS | TD – Nikel adalah salah satu logam penting yang semakin dibutuhkan seiring dengan kemajuan teknologi baterai dan energi terbarukan. Logam ini tidak hanya berkontribusi dalam industri baja, tetapi juga menjadi elemen kunci dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik yang semakin populer. Dengan meningkatnya permintaan di pasar global, negara-negara penghasil nikel menjadi sorotan utama. Salah satu yang paling menonjol adalah Indonesia, yang saat ini berada di posisi teratas dalam produksi nikel dunia. Berikut adalah daftar tujuh negara dengan produksi nikel terbesar berdasarkan data terbaru.

1. Indonesia
Indonesia kini menjadi produsen nikel terbesar di dunia. Dengan sumber daya alam yang melimpah di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua, Indonesia mampu memproduksi lebih dari dua juta metrik ton nikel setiap tahunnya. Sejak tahun 2020, pemerintah telah melarang ekspor bijih nikel mentah sebagai bagian dari strategi hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan menarik investasi dalam smelter. Kebijakan ini menjadikan Indonesia tidak hanya kuat dalam hal volume, tetapi juga mulai menguasai rantai industri pengolahan nikel.

2. Filipina
Di posisi kedua, Filipina juga merupakan pemain utama di kawasan Asia Tenggara. Produksi nikel di negara ini mencapai ratusan ribu metrik ton per tahun, dengan sebagian besar bijih nikel diekspor, terutama ke Tiongkok untuk kebutuhan industri baja dan baterai. Filipina memiliki banyak tambang aktif, terutama di Pulau Mindanao, dan terus berupaya meningkatkan regulasi pertambangannya agar lebih ramah lingkungan.

3. Rusia
Sebagai negara dengan cadangan sumber daya alam yang melimpah, Rusia memiliki tambang nikel besar di wilayah utara seperti Norilsk. Produksinya stabil dan berkisar di angka 200 ribu metrik ton per tahun. Rusia juga dikenal sebagai produsen nikel berkadar tinggi yang banyak digunakan dalam teknologi canggih. Meskipun saat ini menghadapi berbagai tantangan geopolitik, kontribusinya di pasar nikel global tetap signifikan.

4. New Caledonia (Wilayah Prancis di Pasifik)
New Caledonia mungkin merupakan wilayah kecil, tetapi menyimpan cadangan nikel yang sangat besar. Produksi tahunan di sana mendekati 200 ribu metrik ton, dengan tambang besar seperti Goro dan Koniambo sebagai sumber utama pasokan. Meskipun menghadapi tantangan operasional dan gejolak politik lokal, wilayah ini tetap menjadi salah satu pemain penting dalam pasar nikel dunia.

5. Australia
Australia memiliki cadangan nikel yang cukup besar, terutama di negara bagian Western Australia. Produksi nikel di negara ini mendekati 150 ribu metrik ton per tahun. Australia juga unggul dalam efisiensi dan teknologi pertambangan yang ramah lingkungan. Beberapa perusahaan tambang besar global menjadikan Australia sebagai pusat produksi dan riset nikel untuk masa depan.

6. Kanada
Kanada menempati posisi penting dalam daftar ini dengan produksi sekitar 130 ribu metrik ton per tahun. Tambang-tambang nikel di wilayah Ontario dan Manitoba dikenal akan kualitasnya yang tinggi. Selain itu, Kanada juga menjadi pelopor dalam praktik pertambangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta berperan dalam pengembangan teknologi baterai di Amerika Utara.

7. Tiongkok
Meskipun lebih dikenal sebagai negara pengolah nikel terbesar, Tiongkok juga memiliki tambang aktif yang menghasilkan lebih dari 100 ribu metrik ton per tahun. Namun, sebagian besar kebutuhan industrinya dipenuhi dari impor bijih nikel, khususnya dari Indonesia dan Filipina. Tiongkok memiliki peran strategis dalam rantai pasok global, mulai dari pengolahan hingga pembuatan baterai.

Permintaan global terhadap nikel terus meningkat seiring dengan peralihan menuju energi bersih dan kendaraan listrik. Negara-negara penghasil nikel memiliki posisi strategis dalam mendukung transformasi energi dunia. Indonesia, yang saat ini memimpin, memiliki peluang besar untuk terus memperkuat industri nikel nasional dan menjadi kunci dalam rantai pasok global yang berkelanjutan. (*)

LAINNYA