Bukan Sekedar Drama, 5 Drakor Ini Bikin Buka Mata soal Kesehatan Mental!

waktu baca 4 menit
Jumat, 7 Feb 2025 14:00 0 30 Patricia Pawestri

FILM | TD – Drama Korea (drakor) kian populer di seluruh dunia, tak hanya karena alur cerita yang menarik, tetapi juga karena kemampuannya menggambarkan isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan kehidupan sehari-hari. Salah satu tema yang semakin sering diangkat adalah kesehatan mental.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa drakor berhasil tampil dengan cara yang mendalam dan menyentuh mengenai isu kesehatan mental. Drakor-drakor ini membantu penontonnya untuk lebih memahami dan mengapresiasi pentingnya topik ini.

Berikut adalah 5 drakor yang bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga memberikan wawasan berharga tentang kesehatan mental.

5 Drakor Tentang Kesehatan Mental

  1. It’s Okat to Not Be Okay

Drama ini adalah salah satu yang paling terkenal dalam menggambarkan kesehatan mental. Mengisahkan tentang seorang perawat di rumah sakit jiwa, Moon Kang-Tae, dan seorang penulis buku anak dengan gangguan kepribadian bernama Ko Moon-Young. Hubungan mereka yang unik membawa penonton untuk melihat bagaimana trauma masa lalu dan keadaan mental dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Melalui karakter-karakter ini, penonton diajak untuk memahami bahwa mengakui perasaan dan mengizinkan diri untuk tidak baik-baik saja adalah langkah penting dalam proses penyembuhan. Drama ini juga menunjukkan pentingnya dukungan keluarga dan teman dalam perjalanan menuju kesehatan mental yang lebih baik. Dengan tema yang kuat dan visual yang menawan, “It’s Okay to Not Be Okay” berhasil memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana kita bisa menghadapi dan mengatasi masalah kesehatan mental.

  1. My Name

Sementara banyak drakor yang berfokus pada romansa, “My Name” membawa penonton ke dalam dunia yang lebih kelam dengan mengeksplorasi tema kehilangan dan balas dendam. Cerita di mulai dengan Yoon Ji-Woo, seorang wanita muda yang bergabung dengan sindikat kriminal untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya yang bisa memicu trauma emosional.

Meski banyak aksi dalam drama ini, ada banyak momen di mana Ji-Woo berjuang dengan rasa kesepian dan kehilangan. Dia menjadi simbol banyak orang yang merasa terjebak dalam kesedihan dan kebencian, dan bagaimana hal ini bisa menghancurkan diri sendiri. “My Name” mengajak penonton untuk merenungkan dampak dari trauma dan pentingnya memproses emosi yang menyakitkan.

  1. Boys Over Flowers

Boys Over Flowers” adalah salah satu drama ikonik yang, meskipun lebih dikenal karena kisah cintanya, juga menyentuh isu kesehatan mental yang penting. Karakter Geum Jan-di (diperankan oleh Ku Hye-sun) menghadapi perundungan dan tekanan sosial yang tinggi ketika berinteraksi dengan kelompok elit di sekolahnya, F4.

Di sini, isu tentang tekanan sosial dan dampaknya terhadap kesehatan mental sangat jelas. Jan-di mengalami masa-masa sulit dalam mempertahankan jati diri dan kepercayaan diri di tengah lingkungan yang sangat kompetitif. Drakor ini menggambarkan bagaimana perundungan dapat memengaruhi kondisi mental seseorang dan pentingnya dukungan dari teman-teman untuk mengatasi masalah tersebut.

  1. Dear My Friends

Dear My Friends” adalah drakor yang menggambarkan kehidupan sekelompok teman yang sudah lanjut usia. Dalam drama ini, penonton dapat menyelami berbagai isu kehidupan dari karakter-karakter tua, termasuk kesepian, depresi, dan kehilangan. Akting yang menawan oleh Lee Na-young, Kim Hye-ja, dan banyak aktor senior lainnya, memberikan perspektif yang berbeda tentang kesehatan mental.

Meskipun fokus pada orang tua, isu di dalamnya sangat relevan untuk semua generasi. Melalui kisah mereka, kita belajar tentang pentingnya hubungan sosial dan dukungan emosional dalam menjaga kesehatan mental. “Dear My Friends” menyoroti bagaimana seiring bertambahnya usia, orang-orang sering merasa terisolasi, dan bagaimana pentingnya untuk tetap terhubung dengan orang lain.

  1. 365: Repeat The Year

Drama yang unik ini tidak hanya mengajak penonton untuk berfantasi tentang perjalanan waktu, tetapi juga menggali isu-isu yang berkaitan dengan trauma dan penyesalan. “365: Repeat The Year” bercerita tentang sekelompok orang yang mempunyai kesempatan untuk mengulang tahun yang sama. Namun, setiap kali mereka melakukan hal itu, mereka berhadapan dengan pilihan dan konsekuensi yang berhubungan dengan trauma pribadi yang mereka alami.

Melalui karakter-karakter yang terjebak dalam siklus waktu, drama ini menunjukkan bagaimana kita sering kali terjebak dalam siklus waktu, yaitu dalam masa lalu dan kesedihan kita. Hal ini menjadi semakin parah ketika kita tidak mempunyai kesadaran untuk terus bergerak maju.  Dan, untuk maju, kita perlu menghadapi dan menerima apa yang telah terjadi. Penonton diajak untuk merenungkan pentingnya melepaskan masa lalu dan bagaimana keterikatan pada trauma dapat menghalangi kebahagiaan dan kemajuan pada hidup.

Itu dia 5 drakor tentang kesehatan mental. Drakor bukan hanya sekedar hiburan yang menggugah emosi, tetapi juga dapat menjadi sarana edukasi tentang isu-isu penting seperti kesehatan mental. Lima drama di atas memberikan perspektif yang berbeda tentang bagaimana karakter-karakternya menghadapi berbagai tantangan mental dan emosional., serta cara mereka berjuang untuk sembuh dan menemukan diri mereka sendiri kembali.

Dengan menonton drakor yang menyentuh tema kesehatan mental, kita tidak hanya terhibur, tetapi juga dapat lebih memahami diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Pentingnya dukungan sosial, pengakuan akan perasaan, serta proses penyembuhan adalah pesan-pesan yang dapat kita ambil dari kisah-kisah ini. Semoga dengan semakin banyaknya drakor yang mengangkat tema ini, kita semua bisa lebih terbuka dalam membicarakan dan mengatasi isu kesehatan mental. (Nazwa/Pat)

 

 

 

 

""
""
""
LAINNYA