Bukan Sekadar Nilai: Menggali Potensi Anak Lewat Minat Belajar

waktu baca 3 minutes
Minggu, 26 Okt 2025 22:47 0 Nazwa

EDUKASI | TD — Pernahkah kita bertanya, mengapa sebagian anak begitu semangat belajar, sementara yang lain mudah kehilangan fokus di kelas? Pertanyaan sederhana ini sebenarnya membuka pintu menuju hal besar dalam dunia pendidikan modern: minat belajar anak.

Belajar Bukan Lagi Sekadar Menghafal

Pendidikan masa kini tidak lagi sekadar soal angka di rapor atau seberapa cepat siswa menghafal rumus. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses menemukan dan mengembangkan potensi terbaik dalam diri setiap anak. Salah satu pendekatan yang mulai banyak diterapkan adalah pendidikan berbasis minat, yaitu sistem yang menempatkan minat anak sebagai dasar dalam menentukan arah belajar.

Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Ada yang cepat memahami lewat gambar dan warna, ada yang lebih suka praktik langsung, sementara sebagian lainnya lebih menikmati diskusi dan tanya jawab. Dengan mengenali minat, guru dan orang tua dapat membantu anak menemukan cara belajar yang paling efektif dan menyenangkan.

Sekolah dan Guru Sebagai Fasilitator Potensi

Guru dan sekolah memegang peran penting dalam menumbuhkan minat belajar anak. Melalui pembelajaran berbasis proyek, kelas tematik, dan kolaborasi antar siswa, anak bisa belajar tanpa merasa terbebani. Mereka tidak sekadar duduk di bangku mendengarkan, tetapi ikut berpartisipasi aktif, berpikir kritis, dan berkreasi sesuai minatnya.

Selain itu, teknologi juga berperan besar dalam mendukung pembelajaran berbasis minat. Platform belajar daring, video interaktif, dan simulasi digital membuat proses belajar menjadi lebih personal dan menarik. Anak bisa belajar di mana saja, kapan saja, dengan cara yang mereka sukai.

Peran Orang Tua: Dukungan dari Rumah

Namun, penerapan pendidikan berbasis minat tidak selalu mudah. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai, dan tidak semua guru siap beradaptasi dengan metode fleksibel ini. Karena itu, kolaborasi antara sekolah dan keluarga menjadi sangat penting.

Orang tua dapat mendukung dengan memberikan ruang bagi anak untuk bereksplorasi, mendengarkan cerita mereka sepulang sekolah, dan menghargai setiap usaha kecil yang dilakukan. Dengan dukungan positif dari rumah, anak akan merasa lebih percaya diri untuk mengeksplorasi hal-hal baru.

Menumbuhkan Pembelajar Sejati

Tujuan akhir pendidikan bukan hanya mencetak siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga individu yang mengenal dirinya, percaya diri, dan memiliki arah hidup yang jelas. Ketika anak belajar sesuai minatnya, mereka belajar dengan hati, bukan karena paksaan.

Melalui pendekatan berbasis minat, anak-anak tumbuh menjadi pembelajar sejati — bukan karena harus, melainkan karena mereka ingin. Dan dari keinginan itulah muncul semangat untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi bagi masa depan.

Penulis: Chyntia Ramadhania Al-wahab
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)

LAINNYA