Bertemu Ketua MPR-RI, PB Mathla’ul Anwar Beberkan Sejarah dan Peran bagi Bangsa

waktu baca 2 menit
Kamis, 23 Jan 2025 16:56 0 36 Redaksi

JAKARTA | TD — Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Ahmad Muzani. Dalam audiensi yang berlangsung di Komplek MPR-DPR Jakarta pada 21 Januari 2025, PBMA memaparkan sejarah panjang organisasi yang telah berdiri selama 109 tahun dan perannya yang signifikan dalam pendidikan, dakwah, serta kontribusinya terhadap bangsa, terutama dalam membangun semangat nasionalisme selama masa perjuangan kemerdekaan.

Ketua Umum PBMA KH Embay Mulya Syarief menjelaskan bahwa Mathla’ul Anwar didirikan pada 10 Juli 1916 di Menes, Pandeglang, Banten, oleh sejumlah ulama terkemuka, termasuk KH Mas Abdurrahman dan KH Tubagus Muhammad Sholeh. Organisasi ini berfokus pada kegiatan pendidikan, dakwah, dan sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat.

Kyai Embay menekankan bahwa selama masa perjuangan kemerdekaan, Mathla’ul Anwar berperan aktif dalam membangkitkan semangat nasionalisme melalui pendidikan dan dakwah. Banyak tokoh dari organisasi ini yang terlibat langsung dalam perjuangan melawan penjajah, menunjukkan komitmen mereka terhadap kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa di bawah kepemimpinannya, PBMA terus beradaptasi dan berkembang untuk menghadapi tantangan zaman. Organisasi ini berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun masyarakat, sesuai dengan prinsip yang telah dirumuskan oleh para pendahulu mereka.

Sekretaris Jenderal PBMA, HM Babay Sujawandi, juga menyoroti bahwa selain fokus pada pendidikan, saat ini PBMA aktif dalam bidang ketahanan pangan. Mereka telah mengembangkan dan menguji coba pupuk dari limbah batubara yang terbukti meningkatkan hasil panen, terutama pada tanaman padi.

Menanggapi penjelasan tersebut, Ketua MPR-RI Ahmad Muzani memberikan apresiasi terhadap kontribusi Mathla’ul Anwar. Ia berharap organisasi ini dapat mengambil peran yang lebih besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional, sehingga Indonesia dapat mandiri dalam hal pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara PBMA dan pemerintah dalam upaya membangun bangsa. (*)

""
""
""
LAINNYA