Bahaya Merkuri Ancam Kesehatan Ibu dan Anak Secara Nyata

waktu baca 3 minutes
Kamis, 14 Agu 2025 12:20 0 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Ancaman signifikan pada kesehatan ibu dan anak dari bahaya merkuri perlu mendapat perhatian serius. Terutama pada daerah pertambangan emas skala kecil (PESK) atau Artisanal and Small-scale Gold Mining (ASGM). Karena, seringkali proses ekstraksi emas melibatkan keduanya.

Risiko Merkuri Pada Pertambangan Skala Kecil

Pada pelosok hutan atau wilayah konservasi, seringkali terdapat tambang-tambang kecil tak berizin. Lengkap dengan pemukiman kecil tempat tinggal keluarga penambang. Dalam kegiatan ekstraksi tambang pun, tidak hanya pria yang terjun langsung. Ibu pun, sering pula dalam kondisi hamil atau sedang menyusui, ikut andil ketika memeras amalgam atau mencucui tailing. Sedangkan anak-anak mereka bermain tidak jauh dari sana.

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak lepas dari persentuhan dengan merkuri, zat yang kerap digunakan untuk mempercepat ekstraksi emas. Ibu berkontak langsung dengan merkuri. Juga anak-anak, sangat mungkin, menghirup uap merkuri yang berasal dari lokasi pembakaran amalgam.

Bahaya Merkuri untuk Kesehatan

Padahal, merkuri merupakan logam berat beracun yang sangat berbahaya bagi manusia. Secara umum, merkuri dapat merusak kesehatan secara menyeluruh. Sistem saraf, sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi, imunitas tubuh, serta organ-organ dalam manusia dapat rusak karena polutan merkuri.

Merkuri dapat meracuni tubuh dalam bentuk uap terhirup, atau makanan atau minuman yang tercemar. Kerusakan merkuri juga dapat masuk ke dalam janin dan membuat cacat lahir. Potensi racun pun menjadi lebih berat ketika mengenai anak-anak, karena sistem tubuh yang belum matang.

Dalam jurnal GOLD-ISMIA yang diterbitkan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia pada tahun 2020, dikemukakan temuan merkuri melebihi ambang batas WHO. Kandungan merkuri pada rambut pemukim pertambangan emas skala kecil (PESK) Dharmasraya Sumatera Barat mencapai 1003 miugram pada setiap gram rambut. Padahal WHO hanya mentoleransi hingga 2 miugram per gram. Dan juga terdapat 1000 miugram merkuri pada setiap liter darah pemukim tersebut. Merkuri juga menempel pada kuku penambang.

Penelitian tersebut juga menemukan kadar merkuri mencapai 5 hingga 10 ppm pada rambut anak di PESK Sekotong. Padahal batas aman WHO 1 ppm.

Bahaya Merkuri untuk Kesehatan Ibu dan Anak

Secara khusus, berikut ini merupakan risiko paparan merkuri bagi ibu dan anak yang perlu menjadi perhatian:

1. Risiko Merkuri Pada Anak

Terganggunya perkembangan organ otak dan sistem saraf yang berakibat penurunan kognitif dan keterlambatan bicara. Hal tersebut juga dapat memicu autisme serta gangguan motorik. Pada kulit anak terjadi gangguan kesehatan berupa kemerahan beserta pembengkakan ekstrem dan rasa nyeri.

2. Risiko Merkuri Pada Ibu

Merkuri yang masuk lewat pencernaan dapat merusak organ hati dan ginjal. Mengganggu kesuburan, menimbulkan kanker pada payudara dan juga ovarium. Merkuri pada tubuh ibu juga dapat masuk ke janin melalui plasenta, atau pada bayi melalui ASI.

Paparan pada ibu dan anak tersebut menjadi risiko ganda yang sangat memprihatinkan. Bahkan Nexus3 Foundation menyebutkan dalam situs resminya, bahwa merkuri pada ibu dapat menurunkan IQ anak.

Kebijakan Pemerintah dalam Regulasi Merkuri

Risiko paparan merkuri yang merugikan tersebut telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Bahkan, regulasi untuk mengatur peredaran dan penggunaan merkuri telah dilakukan sejak 2015, dua tahun mendahului Konvensi Minamata. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat tantangan untuk mengontrol ketiadaan merkuri pada area penambangan yang terpencil.

Yang perlu menjadi kesadaran, bahaya merkuri tidak hanya menjadi isu yang wajib dikendalikan pemerintah saja. Isu kesehatan ibu dan anak ini membutuhkan kepedulian masyarakat luas, termasuk akademisi dan swasta. (Patricia)

 

LAINNYA