KESEHATAN | TD – Rasa cemas dan depresi berhubungan saat erat. Hal ini terlihat, antara lain pada seseorang mempunyai kecemasan sosial atau society anxiety.
Umumnya, dalam diri penderita society anxiety, terdapat kekhawatiran terhadap respon yang akan mereka dapatkan dari orang-orang yang berinteraksi dengannya. Para penderita ini kemudian akan menarik diri dari keramaian, dan menghindari pertemuan dari orang lain.
Society anxiety dapat terjadi kapan saja dan pada siapa saja. Kecemasan ini dapat datang dalam diri seseorang yang awalnya senang pergi ke mana pun. Namun, setelah kecemasan tersebut timbul, orang tersebut lebih sering memilih diam di dalam rumah, dan menolak berbagai ajakan untuk bergabung dalam interaksi sosial dengan berbagai alasan.
Akibat dari sikap menarik diri tersebut, orang yang mengalami kecemasan akan kehilangan relasi, dan kesempatan untuk mendapatkan berbagai pengalaman baru. Hal ini berarti juga menukarkan kesempatan untuk merasakan emosi yang positif dari interaksi sosial, dengan rasa aman semu yang timbul saat menyendiri dan bersembunyi dari keramaian.
Rasa aman yang kemudian disadari semu, yang kemudian bersilang sengkarut dengan tiadanya rasa emosi positif, inilah yang menimbulkan rasa kosong dan tidak bermakna dalam diri penderita socitey anxiety.
Bila dibiarkan terus menerus, perasaan kosong dan tak bermakna tersebut dapat berubah menjadi akar dari depresi.
Ahli kesehatan mental, dr Bandoro MD, mengatakan seseorang yang menderita kecemasan demikian haruslah membuang stigma yang timbul dalam pikirannya, dan berusaha meminta bantuan layanan kesehatan mental dari psikolog atau psikiater.
Bagi seseorang yang melihat orang terdekatnya, ataupun anggota keluarganya, mengalami kecemasan sosial seperti di atas, juga wajib membantu penderita agar kecemasan tidak berlanjut terlalu lama.
Dan bila penderita terlanjur masuk ke dalam fase depresi, kecemasan yang disembuhkan dapat menjadikan derita depresi menjadi semakin ringan, membaik, bahkan sembuh. (Pat)