KABUPATEN TANGERANG | TD — Pengamat politik dan kebijakan publik Adib Miftahul mengatakan, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang ditugasi mengurus aset-aset yang telah diserahkan oleh obligor dan yang telah disita oleh Satuan Tugas (Satgas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) harus bekerja extra cepat dan cermat dalam mengoptimalkan aset menjadi keuntungan ekonomi berujung pada penerimaan negara.
Kata Adib, saat negara lagi sulit ditambah momentum recovery ekonomi, sangatlah membantu pendapatan negara, ketika aset BLBI dikelola dengan baik berbasis bukan hanya keuntungan tetapi peningkatan ekonomi bagi masyarakat luas.
“Banyak aset BLBI yang masih terlantar dan belum dikelola secara profesional.
Nah ini momentum LMAN dalam mengoptimalkan aset sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. Apalagi ini saat ekonomi sulit pasca pandemi,” ujar Adib, dikutip Rabu 7 September 2022.
Pria yang juga Dosen UNIS Tangerang itu juga menambahkan, dorongan optimalisasi aset negara melalui beragam aksi, ide yang kreatif dan inovatif sangat penting ketika LMAN bisa berkolaborasi dengan menunjuk pihak ketiga sebagai pengelola yang tepat.
“Saya ambil contoh seperti aset BLBI ex punya Lippo di Taman Sari Karawaci itu. Aset disitu seolah-olah tak ada yang urus. Padahal strategis. Nah ketika LMAN bisa tunjuk pengelola yang tepat, bisa melibatkan model-model koperasi atau semacamnya, niscaya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bisa lebih maksimal,” tambahnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) itu menjelaskan, pengelola yang ditunjuk LMAN juga jangan melupakan kearifan lokal pelaku ekonomi daerah, yaitu usaha mikro kecil menengah (UMKM). Karena melalui UMKM itulah sektor riil bergeraknya ekonomi kerakyatan.
“Maka penting sekali screaning pengusaha yang bakal mengelola aset ini jangan sampai salah. UMKM harus menjadi perhatian khusus juga,” katanya.
Adib juga mengatakan, LMAN juga dituntut kerja cepat, sebab aset yang disita satgas BLBI butuh pengelolaan segera. Tambahnya, jangan sampai ada kesan, aset sudah disita banyak, tetapi ujungnya pengelolaannya lambat dan terlantar.
Diketahui, LMAN per Juli 2022 telah mengumpulkan PNBP sebesar Rp928 miliar dari target tahun ini Rp1,4 triliun. (Red)