ASEAN Economic Forum Gelar Diskusi Roundtable: Menguatkan Visi Digital Kawasan Melalui Cloud dan DEFA

waktu baca 3 minutes
Kamis, 29 Mei 2025 06:59 0 Elvira

Momentum transformasi digital di ASEAN semakin menguat melalui penyelenggaraan Policy Roundtable bertajuk “Cloud: Fuelling ASEAN’s Digital Revolution” yang diadakan oleh ASEAN Economic Forum (AEF) pada Senin, 19 Mei 2025, di Hotel Mulia, Jakarta. Acara ini menjadi wadah strategis untuk menyoroti pentingnya teknologi cloud dalam memperkokoh fondasi ekonomi digital kawasan dan memperluas akses teknologi di berbagai sektor.

Dalam sesi diskusi yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan regional dan global, terungkap bagaimana cloud computing bukan hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional dan regional, tetapi juga membuka peluang besar bagi UMKM serta pengembang perangkat lunak untuk masuk ke ekosistem digital lintas negara.

Ashish Kapahi, CEO ASEAN Economic Forum, menegaskan bahwa teknologi cloud merupakan pondasi utama dalam menjadikan ASEAN sebagai kawasan digital yang terhubung secara erat. Menurut Ashish, ekonomi digital telah menjadi penggerak utama pertumbuhan bagi negara-negara anggota ASEAN (AMS), sekaligus membuka akses yang lebih luas dan inklusif terhadap peluang ekonomi.

Salah satu fokus utama dalam diskusi ini adalah penyelesaian ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang direncanakan rampung pada akhir tahun 2025. Framework ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital lintas kawasan, memperkuat perdagangan digital, serta meningkatkan integrasi ekonomi antar negara anggota.

Ashish juga menyoroti pentingnya digitalisasi bagi UMKM, yang merupakan kelompok paling diuntungkan karena dapat memperluas pasar, mengakses pembiayaan digital, dan meningkatkan daya saing di tingkat regional. Boston Consulting Group memperkirakan ekonomi digital ASEAN akan tumbuh hampir tiga kali lipat, dari US$ 300 miliar menjadi US$ 1 triliun pada 2030, apabila adopsi teknologi digital termasuk cloud terus didorong.

Teknologi cloud native menjadi salah satu kunci keberhasilan transformasi digital di ASEAN. Dengan arsitektur microservices yang fleksibel dan tahan banting, teknologi ini memungkinkan perusahaan, termasuk UMKM, untuk mengembangkan layanan secara cepat dan scalable di seluruh kawasan. Dukungan platform orkestrasi seperti Kubernetes dan teknologi kontainerisasi turut memperkuat ketahanan sistem, yang sangat penting dalam menghadapi fluktuasi pasar dan krisis.

Selain itu, metodologi agile dalam manajemen proyek juga menjadi kunci untuk pengembangan teknologi yang iteratif, adaptif, dan responsif terhadap kebutuhan pasar. Sinergi cloud native dan agile diyakini dapat memaksimalkan potensi DEFA, khususnya dalam mendorong perdagangan digital lintas negara.

Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan literasi teknologi dan keterbatasan akses modal, khususnya bagi UMKM. Biaya migrasi ke cloud dan kurangnya pengetahuan teknis masih menjadi hambatan besar yang harus diatasi agar UMKM dapat benar-benar berpartisipasi dalam revolusi digital ini.

Data menunjukkan bahwa pasar cloud computing di Asia Tenggara mencapai US$ 2,18 miliar pada 2022 dengan pertumbuhan 25% dibanding tahun sebelumnya. Meskipun penetrasi teknologi cloud native masih didominasi perusahaan besar, dukungan nyata bagi UMKM sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif.

Diskusi juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan negara sebagai fondasi keberhasilan transformasi digital di ASEAN. Baik sektor pemerintah, swasta, akademisi, maupun lembaga masyarakat sipil harus bersinergi untuk membangun infrastruktur digital yang adil dan berkelanjutan. DEFA diharapkan menjadi alat utama untuk mengatasi hambatan regulasi, memastikan standar keamanan data, interoperabilitas cloud, dan perlindungan pengguna yang seragam di seluruh kawasan.

Forum ini dihadiri tokoh-tokoh terkemuka seperti Sachin V. Gopalan (Chairman AEF), Cyrus Daruwala (Chairman ASEAN FinTech Forum), Daniel Schroeder (Digital Transformation Strategist GIZ), dan lain-lain. Melalui forum ini, ASEAN menegaskan komitmen menjadi pelopor digitalisasi di kawasan Global South dengan cloud sebagai infrastruktur utama untuk transformasi sosial dan ekonomi lintas generasi.

Sebagaimana disampaikan peserta diskusi, “Cloud bukan sekadar teknologi, melainkan infrastruktur yang harus diisi dengan nilai-nilai, inovasi, dan integrasi yang mendorong kemajuan bersama.”

LAINNYA