Antologi ‘Jalan Puisi’, Potret Konsistensi Karya Penyair Malioboro akan Diluncurkan Hari Ini

waktu baca 2 menit
Sabtu, 17 Jun 2023 07:16 0 69 Patricia Pawestri

YOGYAKARTA | TD – Kini, kumpulan karya para penyair Malioboro yang terkenal sejak tahun ’70-an telah dapat disimak dalam buku kumpulan puisi Jalan Puisi yang diterbitkan oleh Tonggak Pustaka. Buku kumpulan puisi Jalan Puisi tersebut akan diperkenalkan kepada khalayak luas dalam acara Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 17 Juni 2023, pada pukul 15.00-18.00 di Museum Sandi, Jalan Noto no. 21 Kotabaru, Kota Yogyakarta.

Dalam buku puisi tersebut, para penyair seperti Emha Ainun Najib, Darwis Khudori, Landung Simatupang, Sutirman Eka Ardhana, Jabrohim, Mustofa W Hasyim, Simon Hate, Fauzie Absal, Suminto A Sayuti, Enes Pribadi, Ons Untoro, dan penyair lain dengan kelahiran berkisar tahun 1950-an banyak menyumbangkan karya.

Fauzi Absal, salah satu sastrawan Yogya, mengatakan para penyair yang karyanya masuk ke dalam Puisi Jalan kebanyakan merupakan asuhan Umbu Landu Paranggi di dalam Persada Studi Klub (PSK). Umumnya karya para penyair tersebut dikatakan sebagai sastra lesehan karena seringnya mereka bertemu dan mengadu kreativitas di lesehan yang banyak terdapat di jalanan Yogya saat itu.

Mustofa W. Hasyim, sastrawan Yogya lainnya, mengatakan bahwa Sastra Yogya tahun 70-an merupakan rumah para sastrawan yang terbuka dan ramah. Ia menceritakan, jika berdiskusi di lesehan, topik-topik yang bergulir tidak hanya melulu tentang sastra. Namun, juga mengenai pengalaman hidup dan candaan-candaan yang disebut gojeg kere. Hal inilah yang kemudian memupuk solidaritas kemanusiaan antara sesama warga Sastra Yogya 70-an.

Para penyair tersebut, yang kemudian memiliki kegiatan yang lebih luas seiring waktu, menganggap bidang-bidang berbeda yang mereka geluti kini sebagai medan kreatif dalam aktivitas mereka sebagai pecinta sastra. Contohnya Darwis Khudori yang kini tinggal di Prancis, Landung Simatupang yang banyak bekerja di industri film, dan Suminto A Sayuti yang berprofesi sebagai guru besar, serta Emha Ainun Najib yang bekerja dalam dakwah.

Ons Untoro, sastrawan Yogya penggagas Sastra Bulan Purnama, mengatakan proses penerbitan buku Jalan Puisi cukup cepat. Ini dikarenakan para penyair mempunyai cukup banyak puisi yang ditulis antara 2021-2023. Ini membuktikan para penyair tersebut masih mempunyai konsistensi dalam menulis puisi meskipun telah berpuluh tahun waktu berlalu.

Dalam peluncuran buku Jalan Puisi di acara Sastra Bulan Purnama, para penyair akan saling membacakan puisi mereka. Beberapa puisi juga akan dilagukan, termasuk puisi Emha Ainun Najib, Sutirman Eka Ardhana, Jabrohim, dan Ons Untoro. (*)

Unggulan

LAINNYA