Anemia: Dampak Negatif dan Pencegahannya

waktu baca 4 menit
Rabu, 18 Des 2024 12:28 0 24 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Penyakit anemia seringkali menyerang manusia, terutama pada perempuan dan lansia, hingga menyebabkan rasa lelah dan turunnya daya tahan tubuh. Hal ini tentu menyebabkan kesehatan yang memburuk dan turunnya kualitas hidup.

Dalam laporan Badan Kesehatan Dunia WHO yang terbit dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada situs healthdata.org, dapat ditemukan data bahwa jumlah penderita anemia di Indonesia, terutama Jawa, memiliki tren kenaikan sejak 2013 hingga 2019. Ini tentu harus mendapat perhatian agar dapat ditanggulangi.

Anemia, secara umum muncul sebagai akibat kurangnya produksi sel darah merah dalam tubuh. Seperti diketahui, sel darah merah memegang peranan penting dalam metabolisme tubuh karena tugasnya mengantarkan oksigen dan berbagai zat nutrisi yang diperlukan untuk menjalankan kerja berbagai organ.

Gejala Anemia

Apabila jumlah sel darah tersebut kurang, beberapa gejala berikut bisa saja terjadi:

1. Pusing.

Kurangnya jumlah sel darah merah dapat menyebabkan otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika demikian, maka akan timbul gejala pusing, yang dapat berlanjut dengan pandang berkunang-kunang serta sesak napas, tangan plus kaki yang dingin, dan akhirnya kehilangan kesadaran.

2. Terganggunya tumbuh kembang anak-anak.

Menderita anemia dapat membuat anak-anak terganggu tumbuh kembangnya karena nutrisi tidak dapat tersalurkan dengan optimal ke seluruh bagian tubuh mereka. Bila tidak diatasi, gangguan ini akan menurunkan kecerdasan.

3. Penyakit kardiovaskular.

Kekurangan darah secara pasti dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskular. Misalnya kerja jantung menjadi lebih keras. Bila tidak diatasi, anemia ini dapat menyebabkan pembengkakan pada jantung atau disebut gagal jantung.

4. Kesulitan dalam melahirkan.

Penyakit anemia yang terjadi pada saat kehamilan berpotensi menjadikan janin lahir lebih dini (prematur), dengan berat badan yang terlalu rendah, dan juga kemungkinan terjadinya komplikasi dalam proses persalinan.

5. Menurunnya daya tahan tubuh.

Anemia dapat menyebabkan tubuh lebih rentan terserang penyakit. Hal ini terjadi karena organ-organ tubuh yang kekurangan nutrisi sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

6. Menurunnya produktivitas kerja dan sering merasa lelah.

Seseorang yang mempunyai anemia cenderung sukar mengatur konsentrasi serta mudah lelah. Karena itu, secara langsung, anemia dapat mempengaruhi produktivitas seseorang dalam bekerja. Kelelahan terus menerus yang sering timbul dalam diri penderita anemia bahkan dapat menimbulkan tekanan mental.

Menderita anemia bukanlah hal yang menyenangkan karena menyebabkan tubuh terasa sakit dan juga kurang produktif. Penderita tidak bisa menikmati hal-hal menyenangkan yang membuat hidup terasa indah. Karena itu, anemia harus dicegah dan diatasi. Beberapa cara berikut dapat diterapkan agar pembaca terhindar dari anemia.

Pencegahan Anemia

1. Memakan menu yang kaya akan zat besi.

Zat besi atau Ferum (Fe) sangat penting untuk memproduksi haemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Unsur ini juga krusial untuk pembentukan sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang.

Makanan yang kaya zat besi, misalnya bayam-bayaman, kacang-kacangan, daging non lemak, hati, sereal yang mengandung zat besi, dan juga ikan.

2. Memilih makanan tinggi vitamin B12.

Makanan tinggi vitamin B12, misanya daging ayam, telur, susu dan produk turunannya, serta ikan dapat membantu mencegah tubuh dari anemia.

3. Mengonsumsi cukup asam folat.

Vitamin B9, atau juga disebut asam folat, dapat diperoleh dengan mengonsumsi sayuran daun berwarna hijau, jeruk, sereal yang diperkaya vitamin B9, dan juga kacang polong.

4. Menyukai sayur dan buah yang mengandung vitamin C.

Sayuran seperti paprika, tomat, brokoli mengandung vitamin C yang cukup banyak. Juga buah-buahan seperti stroberi, kiwi, jeruk, dan lainnya. Vitamin C dapat membantu pencernaan dalam menyerap zat besi pada makanan sehingga cukup untuk pembentukan sel darah merah.

5. Selalu mencukupi kebutuhan protein tubuh.

Konsumsi makanan tinggi protein, seperti ikan, daging ayam dan sapi, telur, susu, dan segala jenis kacang-kacangan dapat membantu pembentukan haemoglobin serta sel darah merah.

6. Menjauhi minuman berkafein dan alkohol.

Minuman berkafein, misalnya kopi dan teh, dan juga minuman beralkohol dapat menghambat proses penyerapan zat besi. Tentu mengontrol konsumsi jenis-jenis minuman ini sangat perlu agar anemia dapat dicegah atau menjadi semakin parah. Hindari kopi dan teh terutama saat makan.

Anemia merupakan penyakit kekurangan sel darah merah yang memerlukan perawatan intensif, agar penderitanya dapat terbebas dari rasa sakit yang tidak enak dan dapat kembali produktif.

Jenis-jenis anemia pun sangat banyak dan seringkali membutuhkan bantuan medis. Karenanya, jangan menunda berkonsultasi dengan dokter agar anemia dapat didiagnosa secara tepat dan mendapatkan tindakan cepat. Sehingga penderita dapat menikmati indahnya hidup sehat. (Pat)

 

 

LAINNYA