KOTA TANGERANG | TD — Melalui Direktorat Ketahanan Remaja, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berupaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
Direktur Bina Keluarga, Balita dan Anak pada BKKBN Safrina Salim mengatakan, BKKBN mendapatkan mandat dari Presiden RI sebagai koordinator untuk percepatan penurunan stunting.
“Sejak mendapatkan mandat tersebut, kami langsung bergerak. Kami memiliki jejaring hingga ke tingkat desa dengan menggerakkan kader,” ujarnya kepada awak media usai menjadi narasumber sosialisasi pencegahan stunting yang dihelat di salah satu rumah makan di Kota Tangerang, Minggu 24 Oktober 2021.
Saat ini, prevelensi stunting di Indonesia masih di atas 20 persen. Angka tersebut menjadi tantangan, sehingga Presiden berharap dapat diturunkan menjadi 14 persen hingga tahun 2024.
Safrina menjelaskan, saat ini pencegahan stunting dilakukan dengan berbagai strategi. Sebelumnya, stunting berusaha dicegah dengan 1.000 hari sebelum kelahiran bayi. Namun kini jauh sebelumnya.
“Startegi yang kami lakukan dengan program Genre (generasi berencana). Salah satunya membekali remaja untuk merencanakan sebuah perkawinan,” katanya.
Perencanaan perkawinan yang baik, kata Safrina, sangat penting. Mulai dari usia yang telah cukup, kemampuan ekonomi yang memadai. “Jadi calon pengantin harus benar-benar telah berusia matang, untuk laki-laki minimal 25 tahun, dan perempuan minimal 21 tahun. Itu adalah salah satu faktor pencegahan stunting.”
Selain program Genre, BKKBN juga membuat suatu gagasan pendamping keluarga yang berisiko sunting. “Kader-kader itu dilatih, kemudian melakukan pendampingan secara intensif. Kader terdiri dari bidan desa, PKK dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB),” jelasnya.
Kemudian, program lainnya yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat), dan aplikasi Kartu Kembang Anak, sehingga para orang tua dapat mendeteksi tumbuh kembang anaknya.
“Dan program lainnya yaitu alat ukur anak yang sangat sederhana, yaitu stiker pintar. Harapan kami semua rumah yang memiliki balita dilengkapi stiker pintar, sehingga setiap keluarga dapat memantau pertumbuhan anak setiap saat,” pungkasnya.
Pada kegiatan sosialisasi yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat itu pun, juga diisi narasumber dari Perwakilan BKKBN Provinsi Banten yang diwakili Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga dokter Nurizky Permanajati, dan anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati. (Red/Rom)