Program Lanjut Sekolah Kabupaten Tangerang, Solusi Atasi Putus Sekolah dan Kesenjangan Pendidikan

waktu baca 3 minutes
Jumat, 12 Des 2025 12:43 0 Nazwa

TANGERANG | TD – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang kembali menegaskan komitmennya dalam menuntaskan persoalan anak putus sekolah melalui Gerakan Lanjut Sekolah yang berbasis pendidikan non-formal. Program ini tidak hanya difokuskan pada peserta usia sekolah, tetapi juga membuka peluang bagi warga yang sudah lama meninggalkan dunia pendidikan, termasuk mereka yang berusia di atas 25 tahun.

Inisiatif yang menyoroti pentingnya keberlanjutan pendidikan serta pemerataan akses belajar ini menjadi fokus utama dalam Seminar Pendidikan ke-6 yang diselenggarakan Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang di Lemo Hotel Serpong, Tangerang, Selasa (11/12/25).

Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, menekankan bahwa pendidikan adalah hak mendasar setiap warga.

“Tidak boleh ada anak yang putus sekolah,” tegasnya.

Ia menambahkan, tidak seharusnya faktor ekonomi, jarak, maupun keterbatasan sarana menjadi alasan bagi anak untuk berhenti menimba ilmu dan kehilangan masa depannya.

“Setiap anak adalah amanah, dan tidak ada yang boleh kehilangan masa depan hanya karena tidak mendapat kesempatan belajar,” ujarnya.

Bupati Maesyal juga menyoroti bahwa pendidikan bukan sekadar proses belajar di ruang kelas, tetapi sarana membentuk generasi yang kuat, berkarakter, dan kompetitif.

“Pendidikan bukan hanya soal tempat, tetapi tentang membuka peluang dan memastikan anak tumbuh sebagai generasi berkualitas,” kata dia.

Ia berharap forum seminar tersebut dapat menghasilkan rekomendasi, rumusan, dan langkah nyata untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, Dewan Pendidikan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dunia usaha, hingga masyarakat desa dan kelurahan.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Mas Iman Kusnandar, menuturkan bahwa program ini dijalankan melalui pola kolaboratif antara pemerintah desa dan PKBM. Pendanaannya dapat memanfaatkan dana desa, dukungan provinsi, maupun bantuan dari pemerintah pusat.

“Setiap desa diproyeksikan mampu menampung sekitar 10 peserta setiap tahun. Dengan total 246 desa/kelurahan, sedikitnya 2.460 warga dapat memperoleh akses belajar setiap tahunnya,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sasaran gerakan ini tidak hanya peserta usia sekolah, tetapi juga warga dewasa yang belum menamatkan pendidikan dasar maupun menengah.

“Sasarannya adalah masyarakat usia lepas sekolah, termasuk mereka yang sudah berumur di atas 25 tahun. Sementara anak-anak usia sekolah ditangani melalui jalur pendidikan formal,” terang Mas Iman.

Pendekatan ini dinilai efektif untuk menutup kesenjangan pendidikan, baik bagi anak yang berisiko putus sekolah maupun warga dewasa yang memerlukan peningkatan keterampilan untuk kebutuhan kerja.

Selain memperkuat sektor non-formal, Pemkab Tangerang juga meningkatkan dukungan untuk pendidikan formal. Salah satunya melalui kebijakan pembebasan biaya pendidikan dasar di sekolah swasta, setelah sebelumnya fasilitas tersebut telah diberikan di sekolah negeri.

“Kebijakan ini memastikan keluarga berpenghasilan rendah tidak terbebani biaya sekolah anak,” ujarnya.

Pemkab Tangerang juga terus memperluas program Beasiswa Tangerang Gemilang, termasuk beasiswa bagi pelajar kurang mampu serta beasiswa prestasi yang mengantarkan mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, seperti Cairo, Swiss-German, IPB, hingga Untirta. Tahun ini, lebih dari 200 siswa menerima manfaat beasiswa tersebut.

“Meski tahun depan ada penyesuaian anggaran, Pak Bupati tetap berkomitmen mempertahankan bahkan meningkatkan alokasi untuk beasiswa dan pembiayaan pendidikan swasta gratis,” tutupnya. (*)

LAINNYA