TEKNOLOGI | TD – Kecerdasan buatan, atau yang lebih dikenal dengan istilah artificial intelligence (AI), terus mengalami kemajuan yang signifikan setiap tahunnya. Salah satu momen penting dalam perkembangannya adalah munculnya AI generatif, yang banyak dikenal melalui aplikasi seperti ChatGPT dan DALL-E. Namun, kini hadir jenis baru yang lebih kompleks dan proaktif, yaitu AI agentik. Perbedaan antara keduanya tidak hanya terletak pada fungsi, tetapi juga pada cara kerja serta dampaknya terhadap berbagai aspek, termasuk dunia kerja, pendidikan, dan etika teknologi.
Perbedaan AI Generatif dan AI Agentik
AI generatif adalah tipe AI yang mampu menciptakan konten berdasarkan permintaan, seperti menulis teks, menggambar, atau menyusun kode. Teknologi ini bersifat reaktif, yang berarti ia hanya beroperasi ketika ada input dari pengguna. Sebaliknya, AI agentik dirancang untuk berfungsi secara proaktif dan mandiri. AI ini tidak hanya menghasilkan konten, tetapi juga dapat menetapkan tujuan, merancang strategi, dan mengeksekusi tugas tanpa perlu menunggu instruksi dari manusia.
Sebagai contoh, ketika AI generatif diminta untuk menulis artikel, ia akan melakukannya berdasarkan prompt yang diberikan. Namun, AI agentik dapat merancang topik secara mandiri, mencari referensi, menyusun kerangka, menulis, dan bahkan mengirimkan hasilnya—semua dilakukan secara otomatis.
Cara Kerja AI Agentik
AI agentik mengikuti siklus kerja yang mirip dengan proses berpikir manusia, yang terdiri dari empat tahap utama:
- Perceive (Mengamati) – Mengumpulkan informasi dari lingkungan digital atau fisik, seperti data dari API, sensor, atau sistem lainnya.
- Reason (Memahami dan Merencanakan) – Mengolah informasi tersebut untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan rencana penyelesaian.
- Act (Bertindak) – Melaksanakan tindakan nyata berdasarkan rencana yang telah dibuat, seperti menulis laporan, menjalankan perintah sistem, atau mengelola proses bisnis.
- Learn (Belajar) – Mengevaluasi hasil dari tindakan sebelumnya dan melakukan perbaikan untuk tugas yang akan datang.
Kolaborasi antara AI Generatif dan Agentik
Kedua jenis AI ini tidak saling bersaing, melainkan dapat saling melengkapi. AI generatif dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi AI agentik dalam menciptakan konten, ide, atau skenario. Sementara itu, AI agentik bertugas untuk mengeksekusi seluruh proses dengan tingkat otonomi yang tinggi.
Kombinasi keduanya membuka peluang untuk otomatisasi yang menyeluruh—mulai dari perancangan rencana, produksi konten, hingga pengambilan keputusan berbasis data. Ini merupakan langkah besar menuju sistem kerja yang lebih efisien dan cerdas.
Dampak terhadap Dunia Kerja dan Pendidikan
- Perubahan Model Pekerjaan
Banyak pekerjaan yang bersifat administratif, teknis, dan rutin mulai digantikan oleh sistem otomatis. Namun, di sisi lain, profesi baru seperti AI supervisor, ethical technologist, dan prompt engineer juga mulai bermunculan. - Kebutuhan Keterampilan Baru
Keahlian dalam memahami logika AI, berpikir strategis, dan mengawasi proses otomatisasi menjadi semakin penting. Literasi teknologi kini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan dasar. - Transformasi Sistem Pendidikan
Dunia pendidikan perlu merespons perubahan ini dengan cepat. Kurikulum harus mengintegrasikan pemahaman tentang kecerdasan buatan, etika digital, dan penggunaan teknologi secara kritis.
Tantangan dan Regulasi
Perkembangan AI agentik membawa sejumlah tantangan yang serius:
– Risiko Keamanan dan Etika
AI yang terlalu mandiri berpotensi melakukan tindakan tanpa pengawasan manusia yang memadai. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai tanggung jawab, transparansi, dan moralitas teknologi.
– Regulasi yang Masih Tertinggal
Banyak negara, termasuk Indonesia, masih berada pada tahap awal dalam menyusun regulasi terkait AI. Pemerintah perlu bergerak cepat agar teknologi ini dapat berkembang dalam kerangka hukum dan etika yang jelas.
– Kepemilikan dan Akuntabilitas
Pertanyaan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh AI agentik menjadi semakin penting di tengah kompleksitas teknologi yang terus berkembang.
Kesimpulan
AI generatif dan AI agentik merupakan tonggak penting dalam sejarah perkembangan kecerdasan buatan. Keduanya menawarkan manfaat yang luar biasa, namun juga menghadirkan tantangan besar yang perlu diantisipasi sejak awal. Dengan pendekatan yang bijaksana dan regulasi yang tepat, kecerdasan buatan tidak hanya akan berfungsi sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai mitra kerja masa depan yang cerdas, efisien, dan bertanggung jawab. (*)