OPINI | TD – Di tengah arus globalisasi yang terus berkembang sangat pesat, penguasaan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, menjadi kompetensi yang semakin esensial dalam kehidupan masyarakat modern. Bahasa Inggris telah ditetapkan sebagai bahasa internasional yang menjembatani komunikasi antar negara dan budaya.
Dalam dunia Pendidikan bahasa Inggris bukan hanya menjadi mata pelajaran tambahan, tetapi juga menjadi media pembelajaran di berbagai institusi dan tingkat pendidikan. Hal ini menjadikan kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu keterampilan abad ke-21 yang perlu dikembangan sejak dini agar individu mampu bersaing secara global dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Anak yang terbiasa berbahasa Inggris sejak dini cenderung memiliki fleksibilitas kognitif yang lebih baik, kemampuan berfikir kritis yang lebih tinggi, serta pemahaman yang lebih luas terhadap keragaman budaya. Selain itu, keterampilan bilingual atau multilingual juga terbukti mendukung peningkatan memori dan konsentrasi anak. Dari sisi sosial, anak yang memiliki kemampuan dasar Bahasa Inggris akan lebih percaya diri saat berkomunikasi, baik di lingkungan lokal maupun interenasional.
Meski demikian, dalam praktiknya, pengenalan Bahasa Inggris pada anak usia dini di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah minimnya pemahaman orangtua dan pendidik mengenai pentingnya penggunaan bahasa asing sejak dini. Sebagian besar masih beranggapan bahwa mengenalkan bahasa asing di usia dini dapat mengganggu atau bahkan menghambat perkembangan bahasa ibu anak.
Kekhawatiran ini muncul karena kurangnya informasi dan pendekatan yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Selain itu, tidak semua lembaga pendidikan anak usia dini memiliki sumber daya manusia, kurikulum, maupun media pembelajaran yang memadai untuk menyelenggarakan kegiatan belajar bahasa Inggris yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Anak usia dini berada dalam masa keemasan atau golden age, yaitu usia emas dimana otak anak mampu menyerap berbagai bentuk stimulasi, termasuk bahasa dengan cepat. Pada usia ini anak mempunyai kemampuan alami untuk mempelajari lebih dari satu bahasa tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini diperkuat oleh teori critical period hypothesis yang menyatakan bahwa ada masa sensitive dalam perkembangan anak yang sangat ideal untuk pembelajaran bahasa. Oleh karena itu, mengenalkan Bahasa Inggris pada usia dini menjadi sangat relevan karena dapat dilakukan secara alami melalui aktifitas bermain, bernyanyi, atau mendongeng.
Penting juga dipahami bahwa mengenalkan anak Bahasa Inggris sejak dini bukan menekankan aspek akademik seperti membaca dan menulis terlalu dini. Pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak usia dini, yakni melalui metode yang menyenangkan dan interaktif. Misalnya mengenalkan kosakata dengan lagu, memperkenalkan kalimat pendek dengan cerita bergambar, atau bermain peran menggunakan kosakata sehari-hari dalam bahasa Inggris. Pendekatan bermain yang menyenangkan. Pendekatan seperti ini akan membuat anak merasa bahwa belajar bahasa adalah bagian dari kegiatan bermain yang menyenangkan.
Selain itu, ditengah antusiame orangtua dalam memperkenalakan Bahasa Inggris sejak dini pada anak-anak, muncul pertanyaan “apakah kita sedang membangun generasi bilingual yang cerdas, atau justru mengikis jati diri bahasa dan budaya kita sendiri?”. Pentingnya untuk menjaga dan mengembangkan bahasa ibu, yaitu bahasa pertama yang dikenalkan kepada anak, seperti bahasa Jawa, Sunda, Betawi dan lain sebagainya.
Bahasa ibu bukan sekedar alat komunikasi, melainkan pembawa nilai budaya, identitas, dan kedekatan emosional dengan lingkungan keluarga serta masyarakat. Fenomena anak yang lebih fasih berbahasa Inggris daripada bahasa ibunya kini mulai terlihat di kota-kota besar. Banyak anak yang terbata-bata saat berbicara dalam Bahasa Indonesia, apalagi dalam bahasa daerah. Di sisi lain, mereka lancar menyebutkan kosakata Bahasa Inggris. Ini patut menjadi perhatian.
Menonton film berbahasa Inggris dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk memperkenalkan bahasa Inggris secara menyenangkan. Film dengan dialog berbahasa Inggris memberikan paparan langsung terhadap pelafalan, intonasi, ekspresi, dan penggunaan bahasa dalam konteks kehidupan nyata. Dengan bantuan visual seperti gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan situasi yang jelas, anak-anak dapat mengaitkan kata atau frasa dengan maknanya secara intuitif.
Selain itu anak-anak cenderung belajar lebih baik ketika mereka menikmati prosesnya. Film kartun, lagu, dan cerita yang menghibur mampu menarik perhatian mereka lebih lama dibandingkan dengan metode yang konvensional. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar serta membentuk sikap positif terhadap bahasa asing. Namun perlu diingat, pendampingan orangtua atau guru sangatlah penting.
Ilustrasi Tambahan. (Foto: Freepik)
Berikut ini adalah beberapa solusi untuk anak-anak yang memiliki dominan terhadap Bahasa Inggris dan mengalami hambatan dalam bahasa ibu:
Jadwalkan waktu yang seimbang untuk penggunaan tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan bahasa ibu). Misalnya, gunakan bahasa ibu saat berada di rumah bersama keluarga, bahasa Indonesia saat belajar atau membaca buku, sedangkan bahasa Inggris pada saat menonton atau bermain.
Orangtua dan anggota keluarga dianjurkan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa ibu secara aktif saat berkomunikasi dengan anak. Misalnya, kakek-nenek menggunakan bahasa daerah dalam aktivitas sehari-hari seperti makan bersama atau bercerita.
Bacakan buku cerita bahasa Indonesia dan bahasa ibu. Putarkan lagu anak-anak tradisional dan modern dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Ajak anak bermain peran (role play), berdongeng, atau membuat karya seni sambil menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa ibu. Misalnya, bermain pasar-pasaran sambil mengenalkan nama-nama benda dalam Bahasa Indonesia dan bahasa ibu.
Guru dapat memberikan perhatian khusus dengan meyisipkan lebih banyak aktivitas berbahasa Indonesia dan bahasa ibu dalam kegiatan belajar. Memanfaatkan kekuatan bahasa Inggris anak untuk membantu pemahaman dalam Bahasa Indonesia.
Ajarkan bahwa bahasa ibu dan Bahasa Indonesia adalah bagian dari identitas dan suatu hal yang dapat membanggakan sebagai orang Indonesia. Ceritakan asal-usul keluarga, cerita rakyat, atau adat istiadat dalam bahasa ibuuntuk menumbuhkan rasa memiliki.
Selain itu, terdapat juga saran dan solusi untuk anak-anak yang lebih sering menonton film Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia, yaitu dengan cara menciptakan jadwal menonton yang seimbang. Buatlah jadwal menonton film yang mencakup film berbahasa Indonesia secara rutin. Pendekatan ini menghindari larangan total, tetapi memperkenalkan variasi bahasa secara seimbang. Lalu, sediakanlah alternatif film Indonesia yang menarik dan menyenangkan, pilih film kartun atau animasi yang edukatif sekaligus berkualitas, dan tidak lupa juga harus sesuai dengan umur anak.
Bahasa Inggris tetap sangat relevan untuk dikenalkan kepada anak usia dini di era global saat ini. Paparan Bahasa Inggris sejak dini dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan kognitif, serta membuka akses pada sumber belajar dan teknologi internasional. Anak usia dini berada pada masa perkembangan bahasa yang optimal, sehingga pembelajaran Bahasa Inggris dapat berlangsung lebih alami dan menyenangkan, terutama jika dikemas melalui media seperti lagu, permainan, atau film edukatif.
Namun relevansi harus diimbangi dengan penguatan Bahasa Indonesia dan bahasa ibu, agar anak tidak kehilangan identitas linguistik dan budaya lokalnya. Dengan pendekatan yang seimbang dan konstekstual, pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini tetap relevan dan memberikan banyak manfaat tanpa mengorbankan peran bahasa nasional dan daerah.
Penulis: Fitri Handayani (Mahasiswa PG PAUD Universitas Muhammadiyah Tangerang)
Editor: Nazwa