OPINI | TD — Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan termasuk dalam empat bulan haram (suci), yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Keempat bulan tersebut memiliki keutamaan dan kemuliaan tersendiri, serta dianjurkan untuk melakukan lebih banyak ibadah dan menjauhi perbuatan dosa.
Berdasarkan berbagai sumber dari kitab-kitab Islam, bulan Muharram memiliki banyak keistimewaan. Bulan ini adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, puasa, dan amal kebaikan, serta menghindari perbuatan buruk atau dosa. Dalam kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, dijelaskan bahwa puasa di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura (10 Muharram), memiliki keutamaan yang besar. Puasa pada hari Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda: “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim). Para ulama, seperti yang dijelaskan dalam kitab Ibnu Katsir, menegaskan bahwa bulan-bulan haram ini memiliki banyak keutamaan khusus, dan hendaklah kita meningkatkan amal ibadah serta menghindari perbuatan yang tercela.
Foto: Dok. Pribadi
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 36: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” Maka, sudah selayaknya kita memanfaatkan bulan pertama di tahun Hijriyah ini dengan melakukan sejumlah amalan kebaikan. Selain itu, berpuasa di hari Asyura juga dianjurkan untuk berbagi rezeki pada hari tersebut.
Sebagaimana Nabi bersabda: “Siapa-siapa orang yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun tersebut.” (HR. At-Thabrani dan Al-Baihaqi). Makna hadits di atas menunjukkan pentingnya melapangkan keluarga, mencukupkan kebutuhan hidup, dan berbagi kepada orang yang membutuhkan.
Berusaha bersedekah kepada fakir dan miskin yang membutuhkan pertolongan kita juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Muharram. Sedekah tidak hanya membersihkan harta kita, tetapi juga membawa keberkahan dan pahala yang besar, serta merupakan pembuktian iman seseorang. Bulan Muharram adalah kesempatan emas untuk memperbanyak amal jariyah yang pahalanya terus mengalir tiada henti.
Dengan mengamalkan dan menjalankan perintah Allah, semoga kita mampu melatih iman kita agar tetap istiqomah dalam kebaikan, bukan sekadar sholeh pribadi, tetapi juga menjadikan kita sholeh sosial. Mari kita jadikan bulan Muharram sebagai waktu untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan memperkuat tali persaudaraan di antara sesama umat Islam. Wallahu a’lam bishawwab.
Penulis: Dr. Zulkifli, MA (*)