COVID-19 Kembali Meningkat: Fakta dan Penjelasan Ilmiah tentang Varian NB.1.8.1

waktu baca 3 minutes
Rabu, 11 Jun 2025 09:52 0 Nazwa

COVID 19 | TD – Setelah sempat mengalami penurunan, laporan terkini dari berbagai negara menunjukkan adanya peningkatan kembali kasus COVID-19, yang sebagian besar disebabkan oleh kemunculan varian baru bernama NB.1.8.1. Varian ini adalah sub-garis keturunan dari Omicron yang menjadi perhatian World Health Organization (WHO) karena penyebarannya yang cepat di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara.

Apa Itu Varian NB.1.8.1?

NB.1.8.1 merupakan subvarian dari Omicron, yang juga dikenal dengan nama “Nimbus”. Varian ini pertama kali terdeteksi pada akhir 2024 dan sejak awal 2025 menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan, terutama di Amerika Serikat, Kanada, beberapa negara Eropa, dan wilayah Asia Pasifik.

Dari sisi struktur genetik, NB.1.8.1 memiliki mutasi pada bagian protein spike virus, yang berperan penting dalam proses penularan. Mutasi ini diduga meningkatkan kemampuannya dalam menghindari sistem imun, termasuk pada individu yang telah divaksinasi atau pernah terinfeksi sebelumnya.

Apakah Lebih Berbahaya?

Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa NB.1.8.1 menyebabkan gejala yang lebih berat dibandingkan varian Omicron lainnya. WHO mengklasifikasikan varian ini sebagai “variant under monitoring,” yang berarti perlu pengawasan lebih lanjut karena penyebarannya meningkat, namun belum terbukti meningkatkan tingkat keparahan penyakit atau angka kematian.

Gejala yang timbul masih serupa dengan infeksi COVID-19 pada umumnya, yaitu:

  • Demam
  • Batuk kering
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau sendi

Upaya Perlindungan agar Terhindar dari Infeksi NB.1.8.1

Meskipun gejala cenderung ringan pada sebagian besar orang, tindakan pencegahan tetap krusial, terutama untuk melindungi kelompok rentan seperti lansia, penderita penyakit kronis, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

1. Melengkapi Vaksinasi COVID-19
Dosis booster terbaru yang disesuaikan dengan varian Omicron masih efektif dalam mengurangi risiko infeksi dan keparahan penyakit.

2. Menggunakan Masker di Tempat Ramai atau Tertutup
Gunakan masker kesehatan terutama saat berada di ruang publik yang padat atau transportasi umum, untuk mencegah rantai penularan Covid-19.

3. Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan
Pembatasan interaksi fisik tetap menjadi salah satu cara efektif untuk memutus rantai penularan virus. Hindari tempat-tempat yang ramai dan usahakan untuk menjaga jarak minimal 1–2 meter dari orang lain, terutama di ruang tertutup dengan ventilasi buruk.

4. Menjaga Kebersihan Tangan
Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik merupakan langkah sederhana namun sangat efektif untuk mencegah penularan virus. Jika tidak tersedia air dan sabun, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol dengan kandungan minimal 60%.

5. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, berolahraga secara teratur, serta menghindari stres berlebih, seseorang akan memiliki imunitas tubuh yang lebih baik dan kuat.

6. Melakukan Tes jika Mengalami Gejala
Segera lakukan tes COVID-19, baik antigen maupun PCR, jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan. Tes dini penting untuk mengetahui status kesehatan dan mencegah penyebaran virus ke orang lain.

7. Mengikuti Informasi Resmi
Selalu pantau perkembangan terbaru mengenai COVID-19 melalui sumber informasi yang kredibel, seperti Kementerian Kesehatan RI, WHO, atau lembaga kesehatan resmi lainnya. Informasi dari sumber terpercaya membantu masyarakat mendapatkan panduan yang akurat terkait varian baru, kebijakan kesehatan, dan langkah pencegahan

Itulah pembahasan seputar Covid-19 varian NB.18.1. Peningkatan kasus COVID-19 akibat varian NB.1.8.1 mengingatkan bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir. Adaptasi terhadap varian baru adalah karakter alami dari virus, sehingga kewaspadaan tetap diperlukan. Dengan menjaga protokol kesehatan dan melakukan pencegahan secara konsisten, penyebaran virus ini dapat ditekan dan dampaknya diminimalkan. (*)

LAINNYA