KESEHATAN MENTAL | TD – Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menunjukkan perilaku clumsy. Istilah ini untuk menggambarkan kecenderungan ceroboh, canggung, atau sering melakukan kesalahan kecil dalam aktivitas fisik. Contoh perilaku ini termasuk menjatuhkan barang, tersandung tanpa alasan yang jelas, atau sering menabrak benda di sekitar. Meskipun sering dianggap sepele, perilaku clumsy dapat mencerminkan lebih dari sekadar ketidaksengajaan.
Dari perspektif psikologi dan neurologi, clumsiness merupakan akibat dari berbagai faktor. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah kurangnya koordinasi antara otak dan tubuh. Hal ini merupakan jenis gangguan mental dan motorik bernama developmental coordination disorder (DCD) pada anak-anak. Pada orang dewasa, clumsiness dapat muncul akibat beban kognitif yang berlebihan, stres, kelelahan, atau kurangnya perhatian terhadap lingkungan. Beberapa psikolog juga berpendapat bahwa pikiran yang terlalu aktif dapat mengganggu fokus pada aktivitas fisik yang sedang berlangsung, sehingga menyebabkan tindakan ceroboh secara tidak sadar.
Dampak dari sifat clumsy bervariasi, tergantung pada intensitas dan konteksnya. Dalam kasus ringan, perilaku ini sering menimbulkan rasa malu atau canggung di hadapan orang lain. Namun, dalam situasi tertentu, clumsiness dapat memengaruhi produktivitas kerja, keselamatan pribadi, dan hubungan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan sifat ini masih tergolong wajar dan kapan perlu mendapatkan perhatian lebih dari ahli.
Ada beberapa strategi yang dapat menjadi langkah untuk mengurangi frekuensi perilaku clumsy. Latihan mindfulness, menjadi rekomendasi dari para profesional kesehatan mental, terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran terhadap gerakan tubuh dan lingkungan sekitar. Selain itu, manajemen stres, pola tidur yang teratur, serta perbaikan postur dan gerakan tubuh melalui olahraga seperti yoga atau pilates juga dapat memberikan dampak positif. Jika sifat clumsy terasa cukup mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan kekhawatiran, berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog atau terapis okupasi adalah langkah yang sangat baik.
Sifat clumsy bukanlah kekurangan yang mutlak menetap dalam sebuah pribadi. Dalam banyak kasus, hal ini merupakan kombinasi dari faktor fisik, kognitif, dan emosional yang saling memengaruhi. Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan dari para ahli, perilaku ceroboh dapat dikelola dan bahkan dikurangi secara signifikan. (Nazwa/Pat)