Mau Makananmu Awet dan Umur Simpannya Lebih Lama? Yuk, Pahami Dulu Soal Kadar Airnya!

waktu baca 4 minutes
Selasa, 3 Jun 2025 12:07 0 Redaksi

PRISMA | TD – Pernahkah kalian mengalami makanan yang baru saja dibeli, tetapi cepat sekali busuk, tumbuh jamur, bahkan mengeluarkan bau tidak sedap? Namun, tidak jarang juga ada makanan yang bisa tahan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan meskipun disimpan di suhu ruang!

Sekarang, pasti kalian penasaran, apa sih yang membuat perbedaan itu terjadi? Ternyata, rahasianya terletak pada satu hal yang sederhana tapi sangat penting, yaitu kadar air dalam makanan.

Kadar air adalah jumlah air yang terkandung dalam bahan makanan. Setiap jenis makanan memiliki kadar air yang berbeda-beda. Contohnya, beberapa produk pangan seperti semangka mengandung sekitar 93%, daging ayam 56%, daging sapi 66%, nanas 85%, tepung terigu 12%, dan susu bubuk 3-4% kadar air (Purwasih, 2021). Nah, kadar air inilah yang menentukan apakah suatu makanan akan cepat rusak atau bisa bertahan lebih lama. Semakin tinggi kadar air dalam makanan, semakin besar kemungkinan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau jamur untuk tumbuh dan merusaknya. Sebaliknya, kadar air yang rendah membuat makanan lebih stabil dan sulit rusak (Daud et al., 2019).

Lalu, apakah ada cara untuk mengetahui kadar air dalam bahan pangan? Jawabannya adalah YA, TENTU SAJA ADA! Untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan pangan, dilakukan analisis kadar air. Analisis kadar air adalah proses untuk mengukur seberapa banyak air yang terkandung dalam suatu bahan pangan. Proses ini sangat penting dalam industri makanan karena kadar air tidak hanya berpengaruh pada umur simpan, tetapi juga pada tekstur, rasa, dan keamanan pangan. Jadi, kadar air itu bukan hanya soal tahan lama atau tidak, tetapi juga soal kualitas makanan secara keseluruhan.

Dalam dunia pangan, kadar air biasanya diukur dengan berbagai metode tergantung pada jenis produknya. Misalnya, metode oven pengering yang dinamakan metode termogravimetri, dilakukan dengan cara memanaskan makanan di suhu tertentu hingga airnya menguap, lalu dihitung selisih berat sebelum dan sesudah dikeringkan. Ada juga metode kimia yang disebut titrasi Karl Fischer atau metode kalium karbid yang sangat akurat untuk mengukur kadar air dalam bahan cair. Selain itu, ada juga metode fisika yaitu metode Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Metode ini bekerja berdasarkan kemampuan inti atom hidrogen untuk menyerap energi dari gelombang radio, dan tidak hanya terbatas untuk mendeteksi air saja (Santoso et al., 2021).

Dengan memahami kadar air dalam bahan pangan, kita bisa tahu bagaimana cara menyimpan makanan yang benar. Misalnya, makanan kering seperti biskuit dan keripik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat supaya tidak menyerap uap air dari udara. Sebaliknya, sayuran dan buah yang cenderung memiliki kadar air yang tinggi lebih baik disimpan di kulkas supaya kesegarannya tetap terjaga dan tidak cepat busuk.

Kadar air berpengaruh besar terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri dan jamur butuh air untuk hidup, sehingga makanan berkadar air tinggi seperti susu atau daging segar cepat basi. Aktivitas air menunjukkan seberapa mudah air dalam makanan dimanfaatkan mikroba. Jika aktivitas air tinggi, mikroba cenderung cepat tumbuh. Oleh karena itu, ada solusi untuk menjaga makanan tetap awet seperti pengawetan yang dilakukan untuk mengurangi kadar air, misalnya lewat pengeringan, pengasinan, pengalengan, atau pembekuan (Dharmawan dan Lilipaly, 2023).

Wah, menarik sekali bukan? Kita jadi tahu bahwa kadar air dalam makanan memang memiliki peran penting dalam menjaga kualitas, keamanan, dan umur simpan makanan. Meskipun tidak terlihat, air menjadi elemen penting yang memengaruhi segalanya dari rasa hingga ketahanan produk. Semakin kita memahami tentang kadar air, semakin bijak pula kita dalam memilih dan menyimpan makanan sehari-hari. Mulai sekarang, yuk lebih perhatikan kadar air dalam makananmu. Bukan cuma agar lebih awet, tetapi juga lebih sehat dan tetap nikmat saat disantap!

REFERENSI:
Daud, A., Suriati, S., dan Nuzulyanti, N. 2019. Kajian penerapan faktor yang mempengaruhi akurasi penentuan kadar air metode termogravimetri. Lutjanus. Vol. 24(2): 11-16.
Dharmawan, E. A., dan Lilipaly, E. R. M. A. P. 2023. Efisiensi Solar Dryer Untuk Pengawetan Ikan Dan Pisang. Jurnal Simetrik. Vol. 13(1): 638-649.
Purwasih, R. 2021. Analisis Pangan. Subang: Polsub Press.
Santoso, U., Setyaningsih, W., Ningrum, A., dan Ardhi, A. 2021. Analisis Pangan. Malang: UGM PRESS.

Penulis: Siti Gina, Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Editor: Patricia. (*)

LAINNYA