EKBIS | TD – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa rata-rata upah buruh di Indonesia pada Februari 2025 mencapai Rp 3,09 juta per bulan. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 1,78 persen dalam perbandingan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 3,04 juta. Kenaikan ini menjadi sebagai sinyal positif bagi daya beli pekerja di berbagai sektor.
“Secara umum, kenaikan upah ini menunjukkan adanya perbaikan kesejahteraan buruh, meskipun masih ada ketimpangan antar-sektor yang perlu mendapat perhatian,” ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Rini Handayani, dalam keterangan resmi, Senin (5/5/2025).
Berdasarkan laporan Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2025, sektor pertambangan dan penggalian tercatat memberikan upah tertinggi, yakni Rp 5,09 juta per bulan. Diikuti oleh sektor pengadaan listrik, gas, dan uap sebesar Rp 5,04 juta. Serta aktivitas keuangan dan asuransi sebesar Rp 4,88 juta. Sementara itu, sektor dengan rata-rata upah terendah adalah aktivitas jasa lainnya, yaitu Rp 1,81 juta per bulan.
Sebanyak 10 dari 17 sektor usaha mencatatkan rata-rata upah di atas angka nasional. Selain ketiga sektor tertinggi, sektor informasi dan komunikasi (Rp 4,13 juta), serta real estat (Rp 4,04 juta) juga masuk dalam daftar.
Selain itu, BPS juga memperoleh data mengenai rata-rata upah berdasarkan jenis kelamin. Meski upah laki-laki umumnya lebih tinggi, ada enam sektor di mana buruh perempuan menerima upah lebih besar. Sektor-sektor tersebut meliputi pertambangan, keuangan, real estat, jasa profesional, pengangkutan, dan konstruksi.
“Fenomena ini menunjukkan pergeseran peran perempuan di sektor-sektor yang selama ini ada dalam dominasi laki-laki,” tambah Rini. Berdasarkan data, upah tertinggi buruh laki-laki tercatat di sektor pengadaan listrik dan gas (Rp 5,07 juta), sedangkan untuk perempuan tertinggi di sektor pertambangan dengan Rp 5,56 juta. Sebaliknya, sektor pertanian dan jasa lainnya menjadi sektor dengan bayaran paling rendah bagi buruh laki-laki dan perempuan. (Nazwa/Pat)